BolaStylo.com - Usai meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Javad Foroughi yang merupakan atlet tembak Iran dicap teroris karena latar belakangnya.
Javad Faroughi berhasil menyabet medali emas untuk Iran di Olimpiade Tokyo 2020 dari cabang olahraga menembak.
Torehan Javad Faroughi itu tentu membanggakan untuk Iran karena menjadi medali emas yang pertama di Olimpiade Tokyo 2020.
Di sisi lain, medali emas tersebut juga membawa Javad Faroughi dalam sorotan tajam karena latar belakangnya yang dicap sebagai teroris.
Petembak Korea Selatan, Jin Jong Oh sempat protes dan mempertanyakan bagaimana bisa seorang teroris (Javad) ikut serta di ajang sekelas olimpiade.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Anthony Ginting Bongkar Trik Cerdik Chen Long
Javad meraih medali emas nomor pistol 10 meter putra, ia mengalahkan Damir Mikec (Serbia) dan Wei Pang (China).
"Bagaimana bisa seorang teroris jadi pemenang pertama? Itu adalah hal paling absurd dan konyol," kata Jin seperti dikutip Metro.co.uk dari laporan Korean Times.
Tak hanya atlet Korea Selatan, kecaman juga datang dari Israel dengan menuduh prajurit Iran itu sebagai penjahat dunia yang tidak pantas mendapat medali.
Usut punya usut, bukan tanpa alasan Israel turut panas dengan raihan prestisius Javad di ajang bergengsi dunia.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Ekspresi Simpel Sang Juara Bertahan Usai Membungkam Ginting
Dilansir BolaStylo.com dari The Jerusalem Post, Javad merupakan anggota pasukan Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau Pasukan Garda Revolusi Islam Iran.
Sebuah organisasi dengan sejarah kekerasan dan pembunuhan tak hanya masyarakat Iran dan pengunjuk rasa tetapi juga masyarakat di Suriah, Irak dan Lebanon.
Karena itulah organisasi ini dicap teroris oleh Amerika Serikat, organisasi ini berada di bawah kendali rezim Bashar Assad melawan penduduknya sendiri.
Dalam sebuah wawancara, Hossein Salami yang merupakan Komandan Korps Pengawal Revolusi Iran sempat berbicara kondisi Israel setelah serangan anggotanya.
Salami menyebut keamanan Israel terkikis, keselamatan negara tersebut akan segera berakhir dalam beberapa bulan ke depan.
Israel berada di tengah-tengah kondisi disintegrasi keamanan, politik dan sosial, serangan organisasinya membuat negara tersebut mengalami kemunduran pertahanan.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |