BolaStylo.com - Atlet tolak peluru Amerika Serikat, Raven Sounders tengah dalam investigasi Komite Olimpiade Tokyo 2020 usai protes saat di podium.
Raven Sounders menjadi atlet tolak peluru Amerika Serikat yang sukses merengkuh medali perak di Olimpiade Tokyo 2020.
Namun karena protes yang dilakukan saat berada di atas podium, Raven Sounders saat ini dalam sorotan Komite Olimpiade Tokyo 2020.
Perempuan berusia 25 tahun itu membuat simbol silang menggunakan kedua tangannya usai menerima medali perak di podium olimpiade.
Bersama rekan-rekannya, Saunders mengatakan kepada NBC bahwa simbol yang dibuatnya itu mewakili persimpangan tempat semura orang tertindas berkumpul.
Baca Juga: Kandungan Vitamin C Buah Ini Mampu Cerahkan Wajah Secara Alami
Bukan tanpa alasan mengapa Saunders merasa demikian, banyak anggapan negatif yang tertuju kepadanya hanya karena ia berkulit hitam dan seorang LGBTQ menurut CNN.com.
Meski dinilai memiliki latar belakang yang buruk, Saunders mampu membuktikan dirinya berhasil di ajang besar seperti olimpiade.
Ia ingin menjadi panutan bagi generasi muda yang memiliki latar belakang seperti dirinya, untuk tidak menyerah dengan keadaan dan dunia.
"Bagi saya, hanya menjadi siapa yang selalu saya cita-citakan. Menjadi diri sendiri dan tidak meminta maaf untuk itu," ucap Saunders.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Pesona Yuki Ishikawa, Spiker Jepang Idola Netizen Indonesia
Raven Saunders delivered a powerful message after winning silver in the shot put on Sunday. https://t.co/E7YBPHnZRu@GiveMe1Shot pic.twitter.com/fIE1rEb6Sd
— SportsCenter (@SportsCenter) August 1, 2021
"Menunjukkan kepada generasi muda bahwa apa pun yang orang lain katakan kepada ANda, tak peduli berapa banyak hinaan, Anda bisa menjadi diri sendiri.
"Banyak orang berkata kepada saya untuk tidak membuat tato dan menindik, namun lihat saya sekarang, saya muncul." imbuhnya.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) tengah dalam diskusi dalam mengambil sikap setelah segala bentuk pesan berbau politik dilarang dipertontonkan di olimpiade.
Tindakan Saunders usai menerima medali juga dinilai berpotensi melanggar aturan yang mengatur tentang sikap protes ketika berada di podium.
Baca Juga: Serai Bisa Dipakai Untuk Mengatasi Penyait Kolesterol, Begini Caranya
"Kami berhubungan baik dengan Komite Olimpiade dan Paralimpiade AS dan dengan Atletik Dunia," ucap juru bicara IOC, Mark Adams.
"Saya tidak ingin berkata apa langkah selanjutnya sampai kami sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi. Kami tidak ingin mendahului apa pun.
"Kami mencoba menghormati pandangan semua atlet, memberi mereka lebih banyak dalam mengekspresikan diri.
"Kebebasan berekspresi dalam konferensi pers, media sosial, zona campuran. Kami sudah menciptakan kemungkinan yang ada.
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Level 4, Bagaimana Nasib Liga 1 Indonesia?
"Satu hal yang kami catat, kmai sudah melakukan survei dengan 3.500 atlet dan semua yang menjawab ingin melindungi lapangan permainan.
"Alangkah baiknya jika semua orang bisa menghormati pandangan para atlet." imbuhnya.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |