Tak Banyak yang Tahu, 'Titik Nadir' Anthonty Ginting di Olimpiade Tokyo 2020

Eko Isdiyanto Jumat, 13 Agustus 2021 | 18:00 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, berpose dengan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 di Musahino Forest Plaza, Senin (2/8/2021). (NOC INDONESIA)

BolaStylo.com - Pebulu tangkis spesialis tunggal putra Indonesia, Anthony Ginting sempat mengalami keterpurukan usai belum berhasil ke final Olimpiade Tokyo 2020.

Langkah Anthony Sinisuka Ginting meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 harus ditempuh lewat jalan terjal, hingga harus melawan diri sendiri.

Anthony Sinisuka Ginting memastikan langkah ke semifinal bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 usai tampil gemilang hingga babak perempat final.

Sayang dewi fortuna masih belum memihak Ginting, Chen Long menjadi mimpi buruk tunggal putra andalan Indonesia itu di babak semifinal.

Rekor tak terkalahkan Ginting atas wakil China itu terpatahkan, tiket ke babak final pun melayang dari genggaman pejuang Tanah Air.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Media Pemerintah China Sebar Hoaks Raihan Medali

Tak banyak yang tahu jika Ginting sempat mengalami keterpurukan usai dikalahkan Chen Long, ia bahkan ingin menyendiri setelah laga tersebut.

Meskipun pada akhirnya pemuda berusia 24 tahun itu menyadari tak ingin berlama-lama dengan keterpurukannya.

"Memang setelah kalah dari Chen Long saya sangat kecewa dan sedih," kata Ginting dilansir dari Badminton Indonesia.

Hendry Saputro Ho yang merupakan pelatih Anthony Ginting adalah aktor di balik kembalinya semangat juang sang tunggal putra kebanggaan Tanah Air.

Baca Juga: Stop Cuci Beras Langsung di Panci Rice Cooker, Bisa Meracuni Keluarga!

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, memeluk pelatih, Hendry Saputra Ho setelah laga perebutan perunggu Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Plaza, Senin (2/8/2021).

Butuh waktu beberapa saat bagi Ginting untuk mengembalikan kepercayaan diri, sekaligus membangun mood yang sebelumnya sudah hancur lebur.

Kekecewaan yang dirasakan Ginting pun sedikit demi sedikit memudar dan fokus untuk meraih medali perunggu semakin membara.

"Pelatih saya langsung mengajak berdiskusi, dia menguatkan saya. Dia bilang masih ada kesempatan meraih medali perunggu dan mencetak sejarah," ujar Ginting.

"Kansnya juga besar melawan Kevin Cordon (Guatemala). Jadi, jangan disia-siakan kesempatannya. Kapan lagi?.

Baca Juga: Fabregas Sadar, Kedatangan Lionel Messi di Paris Adalah Ancaman!

"Dari situ, di perjalanan pulang sampai tiba di Athlete's Village, kembali ke kamar, seharian saya coba me-reset lagi fokus dan mood saya.

"Anggap pertandingannya sebagai final. Walau hanya perunggu, tetapi semua dibawa happy saja. Keesokan harinya, saya sudah merasa lebih baik.

"Tidak sesedih dan sekecewa kekalahan kemarin." imbuhnya.

Berhadapan melawan wakil Guatemala sekaligus debutan di partai semifinal olimpiade, Ginting tampil perkasa.

Baca Juga: Angin Segar Bagi The Next Lee Chong Wei yang Terpuruk di Olimpiade Tokyo 2020

Medali perunggu pun berhasil digondol pulang ke Indonesia sekaligus menorehkan rekor yang terjaga selama 17 tahun.

Ginting menjadi tunggal putra Indonesia pertama yang berhasil menyudahi puasa gelar di sektornya yang sudah terjaga hingga 17 tahun lamanya.

Namanya kini sejajar dengan Taufik Hidayat (emas) dan Sony Dwi Kuncoro (perunggu) di Athena 2004.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : Kompas.com
Penulis : Eko Isdiyanto
Editor : Eko Isdiyanto
Video Pilihan