Muhammad Ali Tak Acuhkan Pembunuh Paling Kejam di Afrika, Meskipun...

Eko Isdiyanto Selasa, 31 Agustus 2021 | 20:30 WIB
Ketika Muhammad Ali dan George Foreman bertanding dalam laga bertajuk Rumble in the Jungle. (TWITTER.COM/DAZN_USA)

BolaStylo.com - Mendiang Muhammad Ali memiliki cerita unik dan menegangkan saat berkunjung ke Afrika dan berjumpa pembunuh paling kejam sepanjang sejarah.

Status petinju terhebat sepanjang masa memang pantas disematkan pada sosok Muhammad Ali, sampai-sampai salah seorang diktaktor kejam pernah mengajaknya berduel.

Momen itu terjadi empat tahun setelah Muhammad Ali dikenai sanksi tak boleh bertinju dan lisensinya dicabut setelah menolak ikut wajib militer Amerika Serikat.

Tepatnya di tahun 1974, Muhammad Ali pergi ke Kongo yang saat itu dikenal dengan nama Zaire untuk berduel dengan jawara kelas berat George Foreman.

Bagi para penikmat tinju mungkin akan mengingat duel tersebut yang terkenal dengan tajuk 'Rumble in the Jungle'.

Baca Juga: Sering Dibuang, Kulit Bawang Putihnya Nyatanya Kaya akan Manfaat Kesehatan

Mobutu Sese Seko yang saat itu memimpin Kongo member hadiah pribadi bagi kedua petinju senila 5 juta dolar AS atau sekitar Rp71,3 miliar untuk saat ini.

Ali disambut bak pahlawan tiap kali berkunjung ke Afrika dan berbagai negara di benua tersebut, termasuk Ghana, Mesir hingga Uganda.

Cerita menarik Ali bertemu pembunuh paling kejam dalam sejarah adalah ketika berada di Uganda, The Greatest berjumpa dengan Idi Amin yang merupakan pemimpin negara itu.

Dilansir BolaStylo.com dari The Guardian, Idi Amin pernah membunuh sebantak 300 hingga 500 ribu masyarakat Uganda menurut para ahli sejarah.

Baca Juga: Kaya akan Nutri, Ini Manfaat yang Didapat dari Konsumsi Lobak

Ketika Muhammad Ali memukul George Foreman dalam laga bertajuk Rumble in the Jungle.

Sosok yang membuat Ali melarikan diri dari Uganda setelah tak mampu memenuhi tantangan yang diminta oleh Idi Amin.

Idi Amin menantang Ali untuk berduel dengan Mobutu, pemimpin Kongo dan bakal dihadiahi sekitar 500 ribu dolar AS pada saat itu.

Namun, sebenarnya Idi Amin yang sebenarnya ingin berduel melawan Muhammad Ali pada saat itu.

Hal ini diungkapkan oleh Jonathan Eig, seorang penulis biografi Muhammad Ali dan menjelaskan petinju kebanggaan masyarakat Afrika benar-benar terjebak.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo: Manchester United Selalu Punya Tempat Khusus di Hati

"Saat berada di Afrika, Ali dan beberapa anak buah menuju ke Uganda menemui Idi Amin, " ucap Eig dikutip dari Sportcasting.

"Saut-satunya diktator yang mungkin lebih kejam dari Mobutu, dan kali ini Ali benar-benar dalam keadaan bersih.

"Ali berkata,'Orang ini gila, ayo pergi dari sini'. Saya pikir Idi Amin ingin berduel dengan Ali di ring.

"Namun Ali menolak dengan berkata, 'Tidak mungkin, jika saya mengalahkannya, saya malah akan dibunuh, jika saya kalah saya bisa terbunuh juga. Ayo lari'." imbuhnya.

Baca Juga: Lebih dari 260 Ribu Fan Membelot dari Juventus Karena Ronaldo

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : berbagai sumber
Penulis : Eko Isdiyanto
Editor : Eko Isdiyanto
Video Pilihan