BolaStylo.com - Timnas U-23 Indonesia mengakhiri perjalanan di babak Kualifikasi Piala Asia U-23 2022, Australia jadi momok menakutkan di balik kelemahan Garuda Muda.
Setidaknya terdapat tiga kelemahan timnas U-23 Indonesia yang disorot Shin Tae-yong dalam perjalanan di Kualifikasi Piala Asia U-23 2022.
Kelemahan itu semakin diketahui setelah timnas U-23 Indonesia kalah dalam dua leg melawan Australia hingga akhirnya mengubur mimpi berlaga di Piala Asia U-23 2022.
Dua kali bertanding di Stadion Republican Center, Dushanbe, Tajikistan, timnas U-23 Indonesia dipaksa menyerah dengan skor tipis 2-3 dan 0-1.
Agregat 2-4 menjadi akhir fase Grup G Kualifikasi Piala Asia U-23 2022 yang memang hanya dihuni dua peserta setelah dua tim lainnya mengundurkan diri.
Baca Juga: French Open 2021 - Langkahnya Terhenti, Ahsan/Hendra Akui Tenaganya Sudah Terkuras
Berikut tiga kelemahan timnas U-23 Indonesia menurut sang pelatih asal Korea Selatan yang pernah mentas di Piala Dunia 2018, Shin Tae-yong.
1. Fisik
Hal ini sudah digembar-gemborkan Shin Tae-yong sejak pertama kali menjabat pelatih timnas Indonesia, masalah fisik.
Ketahanan fisik menjadi momok utama yang menakutkan bagi setiap pemain, meski sudah nyaris dua tahun ditempa dalam bentuk pemusatan latihan.
Baca Juga: French Open 2021 - Pertahanan Gokil Fajar Alfian Bikin Stade de Pierre Bergemuruh
Kebanyakan para pemain masih belum mampu menguasai bola dalam bentuk bermain cepat dari kaki ke kaki hingga akhir pertandingan.
"Memang para pemain harus menyadari kekurangannya di fisik. Jadi itu harus diperbaiki masalah fisik dulu," ucap Shin.
"Mereka mungkin tidak merasakannya di liga, tapi merasakannya di pertandingan internasional seperti hari ini.
"Jadi sangat beda jauh permainan dengan fisik bagus dan tidak. Jadi ketika balik ke klub harus berusaha maksimal.
Baca Juga: French Open 2021 - Saat Ratu Campuran Jepang Digasak Pasangan Dewi Bulu Tangkis Malaysia
"Menjaga fisik saat latihan dan harus bisa bermain lebih power lagi," imbuhnya.
2. Penyelesaian Akhir
Meskipun pola permainan di bawah asuhan Shin Tae-yong sudah bisa dikatakan meningkat, namun skuat Garuda Muda masih terkendala masalah besar.
Yakni penyelesaian akhir, seperti yang terlihat di laga leg kedua ketika Witan Sulaeman memiliki kesempatan menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Pergerakannya yang sudah terbaca pemain lawan membuat ruang kosong yang sebelumnya ia dapat tertutup, umpan Witan pun langsung diantisipasi bek lawan.
Baca Juga: Hasil French Open 2021 - Wakil Indonesia Nyaris Tak Tersisa, Ganda Putra Kunci Tiket Final
Shin menyadari benar beberapa peluang yang didapat anak asuhnya, namun ia menyayangkan anak asuhnya masih belum bisa memanfaatkan hal tersebut.
"Daya juang pemain sangat meningkat. Tapi masalah finishing yang masih perlu dievaluasi. Kami mendapat beberapa peluang bagus tapi tidak bisa cetak gol," ujar Shin.
3. Antisipasi Bola Mati
Beberapa gol yang dilesakkan pemain Australia ke gawang Ernando Ari berawal dari eksekusi bola mati tim lawan.
Baik di leg pertama maupun kedua, menurut Shin Tae-yong timnas asuhannya sudah bermain baik meskipun melakukan satu kesalahan yang berujung fatal.
Baca Juga: Hasil French Open 2021 - Ribuan Tangisan di Balik Gugurnya Praveen/Melati
Secara langsung, kelemahan dalam mengantisipasi bola mati membuat Indonesia merugi karena berbuah gol bagi tim lawan.
"Secara keseluruhan penampilan Timnas Indonesia U-23 memang baik, tapi dengan satu kesalahan di set piece membuat kita akhirnya kemasukan gol." kata Shin.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |