"Itu yang jadi kunci utamanya. Kok juga agak berat, jadi harus main dengan sabar. Serangan-serangan andalan saya tidak bisa langsung mati dan kurang sabar mengolah bola.
"Waktu gim pertama, saya cukup memegang kendali permainan. Namun, gim kedua dan ketiga strategi sudah bisa dibaca lawan dan dia mengubah cara permainannya," imbuhnya.
Baca Juga: Indonesia Masters 2021 - Sedikit Berbeda, Kento Momota Dapatkan Hal Ini dari Penggemar
Bagi Ginting permasalahan shuttlecock bukanlah hal yang harus dikhawatirkan, menurutnya kecerdasan pemain dalam mengolah bola menjadi kunci untuk masalah ini.
"Itu bukan alasan. Semua pemain merasakan hal yang sama dengan shuttlecock-nya. Kami juga sudah adaptasi lapangan," ucap Ginting.
"Lebih ke strategi saja. Kalau bolanya berat, mainnya harus bagaimana. Jadi, adu strategi saja di lapangan." imbuhnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |