"Soalnya saat kami berada di bawah BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia), saya terlibat dalam kegiatan di luar bulu tangkis dan dia merasa saya tidak sepenuhnya fokus dalam permainan.
"Tapi itu tidak benar. Saya mengabdikan diri pada bulu tangkis karena itu masih menjadi karir utama saya." tegasnya.
"Jadi kami memiliki pendapat yang berbeda tentang hal itu. Untungnya, Peng Soon dan saya bertemu dengan psikolog sebelum Olimpiade 2016.
"Kami terbuka dan berbagi semua perasaan terdalam kami tentang masalah ini dan mampu menyelesaikannya. Kami menyadari bahwa kami masih ingin berjuang untuk negara.
Baca Juga: Dewi Bulu Tangkis Malaysia Bikin Netizen Indonesia Harap-harap Cemas
"Karakter kami berbeda. Saya lebih suka berpetualang dan suka mengeksplorasi hal-hal baru tetapi dia fokus pada satu hal.
"Jadi kami perlu menjelaskan satu sama lain alasan di balik beberapa keputusan kami.
"Ini bukan tentang siapa yang benar atau salah, tetapi tentang menghargai dan menerima perbedaan kita.
"Komunikasi adalah kuncinya dan saya rasa, itulah mengapa kami bisa bertahan selama ini.
Baca Juga: Hylo Open 2021 - Indonesia Tampil Sempurna Tanpa Cela, Dewi Bulu Tangkis Malaysia Lagi-lagi Merana
Source | : | Stadiumastro.com,Thestar.co.my |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |