"Tapi untuk sekarang, tidak ada di mata saya." tegasnya.
"Ada satu dua pemain yang bisa (bermain di K-League) tapi selebihnya masih belum bagi saya." jelasnya.
Nampaknya, pernyataan Shin Tae-yong ada kaitannya dengan "budaya buruk" timnas Indonesia yang ingin dihapusnya.
Sebab dalam wawancara yang sama, STY menjelaskan perbedaan kontras budaya sepak bola Korea Selatan dengan Indonesia.
Baca Juga: Masalah Gaji Hambat Perpanjangan Kontrak Asnawi, Pejabat Pemerintah Sampai Turun Tangan!
Di mana pelatih berusia 51 tahun itu merasa bahwa sepak bola Indonesia memiliki budaya yang 'santai'.
Sementara dari pengalamannya melatih timnas Korea Selatan, Shin Tae-yong selalu menerapkan kedisiplinan tinggi.
Kalau masuk ke stadion, para pemain di sini (Indonesia) tidak langsung cepat-cepat sementara kalau kami (Korea) pasti diburu-buru." jelas Shin Tae-yong.
"Kalau mereka keluar dari bus masuk ke lapangan itu memakan waktu sekitar 10 menit, sementara kami staf pelatih dari bus ke lapangan hanya 1-2 menit saja.
Baca Juga: Mimpi Besar Asnawi untuk Indonesia Bersama Ansan Greeners, Ingin Pecahkan Rekor ini!
"Jadi kami berdiri menunggu pemain datang. Mereka juga masih pada duduk mengobrol dan terlihat tidak berniat ke lapangan.
"Mereka terus saja mengobrol sambil mengikat tali sepatu." terangnya.
Budaya santai inilah yang dianggap buruk oleh Shin Tae-yong dan harus segera dihilangkan.
"Menurut saya tidak bisa terus seperti itu, jadi saya pikir itu harus diubah. Mengubah hal itu yang harus saya lakukan." tegasnya.
Source | : | kompas,YouTube |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |