Momen itu adalah saat mereka menghadapi wakil Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu di babak perempat final.
"Menurut saya olimpiade adalah pertandingan yang sangat sakral, kenangan yang paling tak terlupakan menurut saya adalah kami akhirnya kalah dari Polly dan Rahayu," ungkap Li.
Menurut Li, kala itu Greysia Polly menunjukkan penampilan yang belum pernah lihat sebelumnya.
"Polly memiliki penampilan tegas yang belum pernah kulihat sebelumnya, dan dia akhirnya menang."
"Sebenarnya, masing-masing dari kami telah melakukan banyak kerja keras, tetapi ada banyak faktor lain yang perlu didukung untuk menjadi juara Olimpiade, dan kerja keras hanyalah salah satunya."
Li mengaku ada kekecewaan karean tim China kalah dan menyesal karena gagal mengalahkan Greysia/Apriyani.
Tapi, ia merasa ikut terharu dengan kegigihan perjuangan Greysia meraih emas Olimpiade.
"Saya merasa sangat menyesal bahwa tim China pada akhirnya tidak memenangkan kejuaraan, dan saya juga menyalahkan diri sendiri karena tidak dapat mengalahkan mereka."
"Di saat yang sama, saya juga merasa sangat terharu, kegigihan Polly memang patut diacungi jempol," jelasnya.
Di Olimpiade Tokyo 2020 lalu, pasangan Du/Li harus menerima kenyataan gugur di perempat final usai ditaklukkan Greysia/Apriyani dengan skor 15-21, 22-20, 17-21.
Greysia/Apriyani terus melaju hingga ke final dan meraih medali emas usai menaklukkan ganda putri nomor 1 China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan 21-19, 21-15.
Source | : | Sina Sports,Aiyuke Badminton Net |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |