"Joo Ven harus sadar jika tida tidak bisa membenarkan kebutuhannya untuk mendapatkan tempat di tim hanya dengan mencapai semi-final dari satu event (Korea Masters)," jelasnya.
Menurut Wong, peluang Joo Ven untuk membuktikan diri telah hilang sejak dia gagal mempertahankan posisinay di pelatnas.
Apalagi, BAM jelas akan lebih memilih membawa para pemain muda ketimbang pemain berusia 26 tahun itu untuk posisi pelapis di tim.
"Ketika dia menjadi pemain BAM, kami memberinya kesempatan untuk membuktikan dirinya, tetapi dia tidak melakukannya."
"Sekarang, sebagai seorang profesional, Anda menangis, tapi saya punya rencana jangka panjang. Para pemain ini setidaknya lima tahun lebih muda dari Joo Ven. Tentu saja, kami akan pergi bersama mereka karena kami memiliki tugas untuk mengembangkan pemain."
Selain itu, Woong menuturkan jika para pemain mudah sudah mencoba membuktikan diri di turnamen secara beregu.
"Selanjutnya, pemain seperti Leong Jun Hao dan Aidil Sholeh (Ali Sadikin) telah membuktikan diri dalam acara beregu.
Ia pun ingin menegaskan jika mereka tidak pilih kasih dama memilih pemain.
Wong mengambil Goh Jin Wei sebagai contoh, meski tak masuk dalam BAC mereka masih menggaetnya untuk Uber Cup 2022.
Jadi begitulah yang terjadi soal pertimbangan seleksi yang dilakukan BAM.
"Salah satu contoh yang baik adalah Goh Jin Wei. Saya telah menjelaskan kepada Jin Wei mengapa kami tidak mempertimbangkannya untuk Kejuaraan Badminton Asia (BAC) mendatang di Manila, tetapi kami masih mengikatnya untuk Piala Uber.
"Saya benar-benar tidak ingin membuat siapa pun terlihat buruk, tapi beginilah adanya," pungkasnya.
Source | : | new strait times.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |