BOLASTYLO.COM - Sosok Tri Fajar Firmansyah, korban kebrutalan suporter sepak bola yang dikenal sebagai pemuda baik-baik dan anti terhadap tawuran.
Usianya baru 23 tahun, Tri Fajar Firmansyah meregang nyawa usai menjadi korban penganiayaan sekelompok orang pada 25 Juli 2022.
Tepat di saat pecahnya kericuhan antarsuporter, Tri Fajar Firmansyah sempat dirawat di RSPAU Dr S Hardjolukito dalam kondisi kritis.
Diketahui bahwa kepala belakang pemuda asal Depok, Sleman itu mengalami luka akibat pukulan benda tumpul sesuai dengan keterangan polisi.
Selama 8 hari Tri Fajar Firmansyah dirawat di rumah sakit tersebut, hingga nyawanya pun tak tertolong dan meninggal dunia.
Duka mendalam tentu dirasakan keluarga, kehilangan sosok pemuda yang dikenal karena kebaikan hatinya.
Fakta mengejutkan pun terkuak setelah diketahui Fajar bukanlah salah satu orang yang ikut dalam tawuran antarsuporter.
Fajar justru tengah melakukan pengamanan di kampungnya agar kericuhan antarsuporter tak sampai masuk ke dalam kampung.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang tetangga bernama Amin yang juga merupakan teman dekat korban.
Baca Juga: Bima Sakti Blak-Blakan Soal Penampilan Satu Pemain Timnas U-16 Indonesia Ini!
Deepest condolences on the loss of our family Tri Fajar Firmansyah, semoga khusnul khotimah. Mohon usut tuntas kasus ini bapak@polresleman @PoldaJogja pic.twitter.com/zlzpYokgyJ
— Raudi Akmal (@raudiakmal) August 2, 2022
"Fajar itu tidak ikut tawuran ya. Dia memang menemani juru parkir (jukir) di Mirota Babarsari itu, mas Imam," ucap Amin seperti dikutip dari Tribun Jogja.
"Papasan saja di jalan. Saya tanya, mau kemana, dari mana. Alasan dia mau ke daerah itu karena mau jaga biar rombongan (suporter) tidak masuk ke kampung.
"Fajar itu memang dikenal baik. Kenapa dia mau jaga kampung? Karena dari kasus sebelumnya, rombongan itu masuk ke kampung, ngelemparin orang sini.
"Kalau yang rusuh sebelumnya ditangkap Provos AU. Ini kemarin untung gak masuk kampung.
Baca Juga: Pamit dari Bayern Muenchen, Robert Lewandowski Malah Diteraki Hala Madrid, Padahal Gabung Barcelona
"Nah,Fajar itu inginnya memantau, biar tidak terjadi kayak sebelumnya, biar rombongan gak masuk ke kampung.
"Kadang dari sana masuk gitu ke kampung dan lemparin batu." imbuhnya.
Sementara itu Amin berharap jika kasus terkait penganiayaan yang menyebabkan korban tewas ini segera diusut tuntas.
Berharap tidak akan ada lagi orang menjadi korban tewas akibat bentrok suporter yang hanya berdasar memenuhi hawa nafsu akan pengakuan.
Source | : | Jogja.tribunnews.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |