Kronologi Meninggalnya Fan PSS Sleman, Polisi: Bukan Suporter Solo, Tapi...

Eko Isdiyanto Rabu, 3 Agustus 2022 | 14:05 WIB
Foto dari rumah duka suporter PSS Sleman diambil pada Selasa (2/8/2022) (Istimewa)

Menurut penuturannya, korban sedang bekerja sebagai tukang parkir saat terjadi pengeroyokan bukan bagian dari suporter.

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Iris Alpukat dengan Pisau Logam Jika Tak Mau Hal Ini Terjadi

Bahkan yang lebih mengejutkannya lagi, Tri Fajar Firmansah bukan bagian dari suporter Persis Solo, salah satu pihak yang terlibat tawuran.

"Korban kritis, ada retak di kepala belakang dan hari ini menjalani operasi," ucap AKP Ronny Prasadana.

"Dia adalah tukang parkir yang kerja malam, dia bukan suporter Solo, dia adalah warga Yogya yang disikat oleh oknum suporter.

"Saat ini (korban) akan dilakukan operasi di RS Hardjolukito. Korban ini tidak salah. Tukang parkir sedang bekerja malam itu. Bukan suporter mana-mana," imbuhnya.

Baca Juga: Hadapi Bali United, RANS Nusantara FC Absen Kembali Didera Kabar Buruk

Pihak BCS (Brigata Curva Sud) melalui salah satu perwakilan menyampaikan belasungkawa, mengingat korban termasuk dalam anggota komunitas BTCY.

"Kami keluarga besar BCS juga mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga diberikan kekuatan," ucap Vikar.

"Semoga pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku, soalnya bukti jelas." imbuhnya.

Tri Fajar Firmansyah meninggal dunia usia delapan hari dirawat di rumah sakit setelah pengeroyokan.

Baca Juga: Tri Fajar Firmansyah Korban Kebrutalan Suporter, Sosok yang Dikenal Sangat Baik

Berniat untuk menjaga kampung halamnnya agar tidak terkena dampak kericuhan suporter, Fajar justru menjadi korban tindakan anarkis para oknum.

"Fajar itu tidak ikut tawuran ya. Dia memang menemani juru parkir (jukir) di Mirota Babarsari itu, mas Imam," ucap Amin yang merupakan teman dekat korban.

"Papasan saja di jalan. Saya tanya, mau kemana, dari mana. Alasan dia mau ke daerah itu karena mau jaga biar rombongan (suporter) tidak masuk ke kampung.

"Fajar itu memang dikenal baik. Kenapa dia mau jaga kampung? Karena dari kasus sebelumnya, rombongan itu masuk ke kampung, ngelemparin orang sini.

Baca Juga: Ngenes! Cristiano Ronaldo Jadi Pemain Liga Inggris Paling Banyak Dihujat di Twitter, 7 Pemain Manchester United Ini Ikutan Masuk Daftar

"Kalau yang rusuh sebelumnya ditangkap Provos AU. Ini kemarin untung gak masuk kampung.

"Nah, Fajar itu inginnya memantau, biar tidak terjadi kayak sebelumnya, biar rombongan gak masuk ke kampung. Kadang dari sana masuk gitu ke kampung dan lemparin batu." imbuhnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : Jogja.tribunnews.com
Penulis : Eko Isdiyanto
Editor : Eko Isdiyanto
Video Pilihan