Ada Nama Anthony Ginting, Ini 5 Pebulu Tangkis Paling Potensial Raih Gelar Juara Dunia 2022 Versi Legenda Malaysia

Ananda Lathifah Rozalina Kamis, 18 Agustus 2022 | 06:00 WIB
Anthony Sinisuka Ginting (ADEK BERRY/AFP)

BOLASTYLO.COM - Legenda bulu tangkis Malaysia, Datuk Rashid Sidek meramalkan akan ada 5 pemain potensial peraih gelar juara dunia 2022 di Tokyo mendatang.

Kompetisi Kejuaraan Dunia 2022 akan segera dimulai pada 22 Agustus 2022 mendatang.

Menjelang kompetisi bergengsi di dunia bulu tangkis tersebut, legenda bulu tangkis Malaysia, Datuk Rashid Sidek memberikan analisanya terkait peta persaingan para tunggal putra top dunia.

Dalam analisanya, Rashid menilai ada 5 kandidat kuat peraih gelar juara dari sektor tunggal putra.

Kelima tunggal putra tersebut adalah Viktor Axelsen (Denmark), Lee Zii Jia (Malaysia), Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia), Lakshya Sen (India) dan Chou Tien Chen (Taiwan).

Meski ada lima kandidat, Rashid menyebut Axelsen sebagai yang paling kuat karena konsistensinya di sepanjang musim 2022.

Rashid Sidek, legenda bulu tangkis Malaysia yang meraih medali perunggu Olimpiade Atalanta 1996.

"Bagi saya, Axelsen adalah pilihan utama karena saya melihatnya sebagai yang paling konsisten mengikuti turnamen sepanjang tahun."

"Jadi, peluangnya lebih tinggi dari pemain lain, tapi masih tergantung pada persiapannya menghadapi Kejuaraan Dunia kali ini," jelas Rashid.

Baca Juga: Mulai Tunjukkan Taringnya, Hendrawan Berharap Calon Penerus Lee Chong Wei Tak Dihabisi Publik dan Media

Seperti kata Rashid, Viktor Axelsen bisa dibilang sebagai pebulu tangkis paling konsisten menyabet gelar juara dan mendominasi sektor tunggal putra tahun ini.

Ia hanya pernah kalah sekali dari Lakshya Sen tahun ini saat mengikuti German Open 2022.

Selebihnya, ia tercatat meraih gelar juara 4 kali dalam kompetisi tur dunia yakni saat mengikuti All England Open 2022, Indonesia Masters 2022, Indonesia Open 2022 dan Malaysia Open 2022 dan mundur di pertengahan dua turnamen.

Axelsen juga tercatat berhasil menjadi juara di kompetisi Kejuaraan Eropa 2022.

Sementara untuk Lee Zii Jia, Rashid yakin tunggal putra Malaysia itu tengah berada dalam waktu terbaiknya dan akan berusaha membuktikan diri di Kejuaraan Dunia 2022.

Apalagi, Lee Zii Jia sampai memilih mundur dari beberapa kompetisi demi mempersiapkan diri untuk Kejuaraan Dunia 2022.

"Bagi Zii Jia, ini adalah saat terbaik baginya untuk membuktikan kemampuannya yang sebenarnya setelah dikritik sebelumnya. Saya percaya bahwa kritik yang dilontarkan juga menjadi motivasi terbaik baginya untuk membungkam para kritikus."

“Bagaimanapun, dia telah mengatakan sebelumnya bahwa dia fokus pada Kejuaraan Dunia dan yang pasti persiapannya juga lebih berkualitas," jelas Rashid.

Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2022, Beda Bagan dengan Marcus/Kevin, Ganda Putra Malaysia Pede Mampu Patahkan Kutukan!

Meski begitu, Rashid menghimbau penggemar untuk tak terlalu kecewa jika Lee Zii Jia gagal juara, karena yang lebih penting dia sudah berjuang.

"Namun, bagi saya, jika kali ini bukan keberuntungan Zii Jia, tidak ada yang perlu disesali selama dia menunjukkan semangat juang yang tinggi dan saya yakin para penggemar juga bisa menerimanya."

Setelah mengulas Axelsen dan Lee Zii Jia, Rashid juga menilai kemampuan Anthony Sinisuka Ginting, Lakshya Sen dan Chou Tien Chen juga tak boleh diremehkan.

Mengingat, ketiga pebulu tangkis itu memiliki keunggulannya masing-masing.

"Kita juga tidak bisa memandang enteng potensi yang dimiliki Ginting, Lakshya Sen dan Tien Chen. Masing-masing punya kelebihan dan yang terpenting semuanya mengejar gelar juara dunia pertama sehingga menjadi bahan bakar bagi mereka," ujarnya.

Di sisi lain, Rashid berpendapat jika pemegang gelar jaura saat ini, Loh Kean Yew asal Singapura akan sulit mempertahankan gelarnya.

Mengingat, Loh Kean belum menunjukkan performa yang menonjol pada musim ini.

"Dengan performa Kean Yew saat ini, saya pikir akan sulit baginya untuk mempertahankan gelar juaranya."

Sedangkan saat ditanya soal Momota, Rashid menilai wakil favorit tuan rumah itu masih akan kesulitan karena pergerakannya kini lebih mudah dibaca lawan.

"Momota, di sisi lain, saya melihat masih berjuang untuk bangkit kembali. Saya melihat bahwa tidak ada yang istimewa dalam permainannya sekaligus memungkinkan lawan untuk dengan mudah membaca gerakannya, tidak seperti ketika dia pertama kali mulai bangkit," tambahnya.

bol



Source : Bharian.com.my
Penulis : Ananda Lathifah Rozalina
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan