Rexy bahkan mengaku jika jantungnya tak berhenti berdebar sejak anak didiknya bertarung di semifinal.
"Debaran jantung tidak berhenti sejak kemarin (di semifinal) karena itu adalah pertandingan yang sangat intens."
"Kami bertukar poin. hari ini (final) ketika set pertama selesai, saya melihat bahasa tubuh mereka dan untungnya mereka mampu mengatasi dan mengendalikan situasi," kata Rexy dalam wawancara dengan BWF.
Terlepas dari itu, Rexy menuturkan jika kritikannya selama ini digunakan untuk membangun mental para pemainnya.
"Saya orang yang bermental positif dan sudah menjadi pelatih selama beberapa tahun. Sehingga kritikan itu bisa membangun kekuatan mental bagi semua pemain, terutama yang kelas dunia," ujarnya.
Baca Juga: Dominasinya Kerap Timbulkan Pernyataan Nyeleneh Netizen, Viktor Axelsen Tergaskan Berasal dari Bumi
Rexy juga menuturkan jika selama dia kembali ke BAM, ia lebih fokus pada menumbuhkan mentalitas dengan membangun kepercayaan diri para anak asuhnya.
Menurut Rexy pola pikir sangat penting untuk membantu dalam mentalitas saat bermain di lapangan.
"Jika kita memikirkan level mereka, kita tidak berbicara tentang skill atau teknik karena tidak banyak yang perlu diubah, tetapi lebih fokus pada bagaimana memiliki kepercayaan diri dan kepercayaan diri saat menghadapi pemain utama."
"Jika mereka memiliki pola pikir 'bisa mendapatkan poin dengan keterampilan yang mereka miliki, mereka dapat bersaing dengan siapa pun'. Ini yang saya coba lakukan dan coba kurangi kesalahan dan cara berpikir sederhana mereka."
"Saya perlu meningkatkan semua ini dan ketika semuanya berhasil digabungkan, saya pikir semua keterampilan akan datang dengan sendirinya," tambah Rexy.
Terlepas dari komentar Rexy, kemenangan Aaron/Soh di Kejuaraan Dunia 2022 ini memang menjadi momen pembuktian mereka setelah selama ini dibanjiri kritik akibat kerap kali gagal juara atau tumbang di babak semifinal.
Source | : | Bharian.com.my |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |