Tragedi Kanjuruhan - PSSI Didampingi FIFA untuk Merobak 3 Kesalahan Fatal Ini

Reno Kusdaroji Kamis, 6 Oktober 2022 | 16:00 WIB
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, sedang memberikan keterangan kepada awak media di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, 27 September 2022. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

BOLASTYLO.COM - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menjelaskan pihaknya selalu berkomunikasi dua arah dengan FIFA pasca pecahnya tragedi Kanjuruhan.

Sejauh ini, FIFA selaku induk organisasi sepak bola dunia telah mendampingi PSSI untuk menghadapi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang di Malang.

Adapun terkait komunikasi yang sudah dilakukan sampai saat ini, Mochamad Iriawan mengatakan sudah ada sejumlah hal yang dibicarakan.

Salah satunya ialah kesalahan fatal yang menyebabkan banyaknya korban jiwa berjatuhan seusai laga Derby Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Oleh karena itu, FIFA akan mendampingi PSSI untuk memperbaiki sistem sepak bola Indonesia.

Supaya, tragedi yang serupa tak kembali terjadi untuk ke depannya.

"Pertama tentu mengucapkan duka cita," kata Mochamad Iriawan terkait komunikasi PSSI dan FIFA, dikutip BolaStylo dari Antaranews.com.

"Kedua, FIFA akan memberikan pendampingan untuk memperbaiki semua sistem persepakbolaan Indonesia.

"Baik pengamanan, suporter dan lainnya," jelas Mochamad Iriawan.

Baca Juga: Kualisikasi Piala Asia U-17 2022 - Arkhan Kaka Penerus BePe? Begini Respon Sang Pemain

Selain masalah pengamanan dan suporter, Mochamad Iriawan juga menjelaskan bahwa FIFA akan mendampingi Indonesia untuk menangani kesalahan fatal lainnya.

Adapun kesalahan fatal lain yang dimaksud ialah terkait kondisi tribun stadion.

Setelah melakukan pengecekan langsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, terdapat sejumlah catatan penting dari PSSI.

Misalnya seperti stadion Kanjuruhan masih belum memiliki kursi untuk masing-masing penonton guna menentukan kapasitas maksimal.

Selain itu, di Stadion Kanjuruhan justru disiapkan tribun berdiri yang sesungguhnya itu sudah tidak lazim digunakan dalam sebuah stadion sekarang.

Nantinya, tidak akan ada lagi tribun berdiri bagi para penonton di Stadion tersebut.

"Banyak kekurangannya, single seat belum ada," kata Mochamad Iriawan.

"Kemudian tribun berdiri itu nantinya tidak boleh," imbuhnya.

Adapun terkait stadion Kanjuruhan, Mochamad Iriawan menilai kondisinya masih jauh dari standard yang ditetapkan oleh FIFA.

Baca Juga: PSSI Berpotensi Bebas dari Sanksi Tragedi Kanjuruhan! Ini Tujuan FIFA & AFC ke Indonesia

Di luar negeri, stadion yang dimiliki klub-klub besar memang sudah memenuhi standard yang ditetapkan oleh FIFA.

"Ini mereka (Arema FC) juga masih menyewa punya pemerintah daerah, mungkin pemeliharaan juga terbatas," kata Mochamad Iriawan.

"Oleh karena itu, kemarin Presiden Joko Widodo akan melakukan renovasi sesuai dengan aturan yang mendekati atau sama dengan FIFA.

Adapun kerusuhan terjadi seusai Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB.

Mengingat ini merupakan kekalahan pertama Arema di Kanjuruhan dalam laga bertajuk Derby Jawa Timur itu, para fans yang kecewa pun turun ke lapangan meluapkan emosi.

Polisi yang mencoba menertibkan kerusuhan pun menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas.

Suporter yang bertumbangan membuat kepanikan di area stadion dan berebut mencari jalan keluar.

Jumlah suporter yang membutuhkan bantuan medis tak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Alhasil, para suporter itu banyak yang mengeluh sesak napas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.

Kerusuhan yang terjadi mengakibatkan 125 korban meninggal dunia dan ratusan korban luka-luka lainnya yang masih mendapat perawatan.

Baca Juga: PSSI Berpotensi Bebas dari Sanksi Tragedi Kanjuruhan! Ini Tujuan FIFA & AFC ke Indonesia

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : Antaranews.com
Penulis : Reno Kusdaroji
Editor : Reno Kusdaroji
Video Pilihan