Sebelum Cristiano Ronaldo, Sudah Ada 9 Mantan Anggota yang Bongkar Bobroknya Man United!

Reno Kusdaroji Selasa, 15 November 2022 | 14:00 WIB
Megabintang Manchester United, Cristiano Ronaldo mengenakan nomer punggung 7 yang terkenal keramat di Old Trafford. (https://twitter.com/Football__Tweet)

BOLASTYLO.COM - Megabintang Cristiano Ronaldo membongkar bobroknya Manchester United menjadi viral di media sosial, hingga ia disebut pengkhianat oleh sebagian fans.

Namun di sisi lain, banyak juga fans yang membela Cristiano Ronaldo karena meyakini bahwa manajemen Manchester United memang sudah 'tidak sehat'.

Jika ditarik lebih jauh, sebenarnya sudah ada beberapa mantan pemain dan pelatih yang membongkar betapa bobroknya Man United sebelum Cristiano Ronaldo.

Namun bedanya, mereka mebongkar hal tersebut setelah keluar dari Man United.

Tak seperti CR7 yang masih berstatus pemain Man United hingga menimbulkan keributan seperti sekarang ini.

Berikut ini beberapa mantan pemain dan pelatih yang pernah membongkar betapa buruknya Man united dari dalam sebelum Cristiano Ronaldo.

Baca Juga: Tempat Tidur Cristiano Ronaldo di Piala Dunia 2022, Samping Trek Balap Unta

1. Louis van Gaal

Louis van Gaal mendarat di Old Trafford dengan memikul harapan besar untuk membangkitkan Man United yang terpuruk usai era David Moyes.

Nahasnya, Van Gaal tidak bisa bertahan lama, dia memulai pada 2014 dan berakhir pada 2016.

Saat dipecat, Van Gaal dinilai gagal setelah dinilai tak mampu memenuhi tekanan besar dari fans MU dengan hasil yang kurang memuaskan.

Setelah dipecat, Van Gaal mengakui dia melalui masa-masa sulit selama menangani Man United.

Dia mengaku sangat terkejut ketika mendapati kondisi Man United yang ternyata lebih buruk dari dugaannya, khususnya dalam hal komposisi skuad.

"Masalahnya dimulai dengan, tentu saja, bahwa Manchester United tidak pernah segar," kata Van Gaal dikutip BolaStylo dari The Guardians.

"Saya kira, ketika anda jadi manajer, anda harus menyegarkan skuad setiap tahun untuk menjaga proses pembangunan tim terus berlanjut," jelasnya.

"Saya tidak selalu mendapatkan pemain yang saya inginkan. Itulah masalahya," tegasnya.

Baca Juga: Tolak Ban Kapten Pelangi Kampanye LGBT, Prancis Tegas Hormati Qatar

2. Angel Di Maria

Angel di Maria hanya menghabiskan satu musim di Old Trafford setelah tiba dari Real Madrid pada bursa transfer musim panas 2014.

Sempat tampil mengesankan di awal kariernya bersama Manchester United, performa Di Maria menurun drastis di sisa musim 2014-2015.

Adapun sumber kebencian Di Maria terhadap Man United karena ia dipaksa untuk mengenakan nomor punggun tujuh, warisan dari Cristiano Ronaldo.

Sejatinya, Di Maria ingin memakai nomor punggung 11 namun dipaksa pihak manajemen dengan nomor 7 demi penjualan baju yang laris.

"Di Manchester United, mereka memberikan saya nomor punggung tujuh," kata di Maria dikutip BolaStylo dari Metro.

"Nomor 11 adalah nomor punggung yang banyak saya gunakan ketika saya masih muda."

"Jadi saya memiliki ketertarikan untuk menggunakan nomor punggung itu sekali lagi."

"Saya tidak memiliki pilihan ketika mereka menyuruh saya menggunakan nomor punggung tujuh."

"Saya sendiri lebih suka nomor punggung 11, dan pada saat itu nomor itu juga tersedia, namun saya tidak punya pilihan," keluhnya.

Baca Juga: Bobroknya Man United dari Alexis, Mourinho, Ibrahimovic Hingga Ronaldo

3. Zlatan Ibrahimovic

Seorang Zlatan Ibrahimovic, bintang Swedia yang masih aktif bermain sebagai pesepak bola profesional di usianya yang sudah 42 tahun ini juga sempat mengecam Man United.

Menurutnya Man United hanyalah tim bermental kerdil, hanya dari luar terlihat seperti salah satu tim terkaya dan terkuat di dunia.

"Satu hal yang mengejutkan saya: semua orang menganggap United sebagai klub top," tulis Ibrahimovic dalam otobiografinya yang dimuat The Athletic pada Desember 2021.

"Salah satu yang terkaya dan terkuat di dunia dan dilihat dari luar tampak seperti itu bagi saya.

"Akan tetapi begitu saya berada di sana, saya menemukan mentalitas kerdil yang tak terlihat (coba ditutupi)." imbuhnya.

Baca Juga: Piers Morgan: Tunggu Video Lengkap Wawancara Ronaldo, Anda Akan Terkejut!

4. Jose Mourinho

Jose Mourinho melatih Manchester United dari 1 Juli 2016 hingga 18 Desember 2018.

Selama 900 hari bersama Setan Merah, Mourinho memimpin dalam 144 pertandingan dengan mencatatkan 84 kemenangan, 31 hasil imbang, dan 29 kekalahan.

Mourinho dipecat manajemen MU setelah kalah 0-3 dari Liverpool di Andfield Stadium, Desember 2018. Posisinya pun digantikan oleh Ole Gunnar Solskjaer.

Sebelum dipecat oleh manajemen, Mourinho pernah melontarkan pernyataan kontroversial soal Man United hingga dibenci oleh fans Setan Merah.

Menariknya, pernyataan Man United senada dengan yang diucapkan CR7.

"Klub ini tidak ada lagi evolusi. Di klub lain, evolusi terus terjadi," kata Mourinho.

"Kami berhenti di tempat yang seharusnya menjadi aspek kesuksesan klub ini. Itu merupakan periode yang cukup kosong di dalam klub."

Bagi manajer asal Portugal itu, prestasi terbaik sepanjang karier Mourinho adalah membawa Man United meraih posisi runner up Liga Inggris musim 2017-2018.

Saat itu Mourinho juga sempat sedikit membuka tabir kebobrokan Man United, eks manajer Real Madrid ini juga sempat menyinggung mentalitas tim sebagai organisasi.

"Salah satu pekerjaan terbaik dalam karier saya adalah finis kedua dengan Manchester United di Liga Inggris," ucap Mourinho.

"Saya terus mengatakan ini karena orang tidak tahu apa yang terjadi di balik layar.

"Bagi saya, hal pertama yang berubah ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik adalah mentalitas dan organisasi." imbuhnya.

Baca Juga: Ten Hag Akar Masalah Ronaldo Butuh Dihargai, Rp5,6 Triliun Ditolak Demi Man United

5. Ralf Rangnick

Bahkan pelatih yang dinilai tidak memiliki masalah dengan pihak manajemen, sampai membongkar borok Man United saat telah meninggalkan klub.

Menurut Mirror, Rangnick mengatakan ada beberapa pemain yang mengabaikan perintahnya.

Dia juga merasa ruang ganti MU dipenuhi pemain yang egois, berlebihan, kurang berkualitas, dan punya pengaruh terlalu kuat.

Bahkan, Rangnick dikabarkan terkejut karena kurangnya profesionalisme di ruang ganti Man United.

Pelatih berusia 63 tahun itu berpikir United sangat membutuhkan aksi pembersihan pemain, terutama sosok-sosok yang menjadi benalu di ruang ganti tersebut.

Rangnick juga memberi saran terkait rencana MU di bursa transfer pemain. Dia menyarankan supaya Ten Hag merekrut pemain muda yang lapar gelar.

Baca Juga: Tawa Bahagia Cristiano Ronaldo, Si Pemberontak Man United Sudah Lega?

6. Eric Bailly

Eric Bailly mengungkapkan bahwa dirinya merasa tidak diperlakukan secara adil ketika berada Man United.

Hal ini dikarenakan Manchester United yang tidak memberikan kesempatan yang sama bagi para pemain.

Lantas pemain berpaspor Pantai Gading ini menyebutkan bahwa Manchester United terlalu menganakemaskan pemain Inggris, seperti Harry Maguire dan Luke Shaw.

Bukan hanya itu, Eric Bailly pun membandingkan Manchester United dengan klub-klub lainnya yang berlaga di Liga Inggris.

"Klub seharusnya tidak memprioritaskan pemain Inggris dan memberi semua pemain kesempatan (yang sama)," kata Eric Bailly, dikutip dari ESPN.

"(Seharusnya klub) mendorong iklim persaingan di ruang ganti, bukan hanya memperhatikan beberapa pemain saja."

"Saya selalu merasa bahwa pemain tim nasional (Inggris) diprioritaskan. Itu tidak terjadi di Chelsea atau klub-klub besar Liga Inggris yang lain."

"Sebagian orang mendapat jaminan sebagai starter dan itu melemahkan tim. Untung ten Hag memiliki banyak karakter dan saya harap dia mampu mengubah dinamika itu," jelasnya.

Sejatinya, Erik ten Hag menginginkan Eric Bailly bertahan di Manchester United.

Namun pada akhirnya, Eric Bailly tetap memutuskan pergi lantaran sang pelatih tidak menjaminnya.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Mengklaim Fergie Pun Menangis Melihat Kondisi Man United Saat Ini

7. Alexis Sanchez

Alexis Sanchez, pemain yang direkrut Man United pada 2018 dari Arsenal yang ingin kembali ke klub lamanya setelah sehari berlatih dengan skuad Setan Merah.

Tentu bukan hal yang biasa, seorang pemain bintang yang direkrut kemudian merasa tidak cocok dengan sistem pelatihan yang ada di dalam tim barunya.

Namun perasaan yang diutarakan Sanchez hanya berbuah tertawaan dari pihak yang dimintai tolongnya agar bisa pergi dari Old Trafford.

"Pada pelatihan pertama yang saya lakukan, saya menyadari banyak hal," ucap Alexis Sanchez dikutip dari Mirror.

"Saya pulang dan memberi tahu perwakilan saya, 'Tidak bisakah kontrak dibatalkan agar bisa kembali ke Arsenal?'.

"Mereka mulai tertawa dan saya memberi tahu mereka bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan saya, saat itu waktu baru bergabung." imbuhnya.

8. Lukaku

Sebelum Lukaku berlabuh ke Giuseppe Meazza di bursa transfer musim panas lalu, dirinya sempat membela Manchester United selama dua musim.

Hanya saja karena performa yang kian menurun, Setan Merah terpaksa menjual sang bintang.

Tahun 2019 pun diakuinya menjadi masa-masa sulit karena bintang Timnas Belgia itu sulit menampilkan performa terbaik sehingga hengkang ke Inter Milan.

Lukaku lantas menuding jika pola kepalatihan berbeda di Manchester United menjadi penyebab dirinya melempem.

"Satu tahun karier yang buruk terjadi pada saya, dan itu merupakan saat-saat sulit bagi saya untuk membuat keputusan," kata Lukaku.

"Saya harus pergi ke tempat lain di mana aspek bermain saya masih berlaku dan bekerja sama dengan orang-orang yang membutuhkan saya."

"Terdapat perbedaan latihan di sini (Inter Milan) karena mereka berlatih dengan keras, coba saja anda tanya Ashley Young, dia juga akan menyatakan hal yang sama."

"Ada perbedaan di sini di mana ikatan tim sangat kuat karena segalanya dilandasi kebersamaan," tambahnya.

9. Ashley Young

Ashley Young pun secara tidak langsung juga mengkritisi pola kepelatihan Man United.

Jika ditelisik lebih jauh, memang terjadi perbedaan besar dari cara kepelatihan Inter Milan dan Man United sehingga Young mengamini perkataan Lukaku.



Source : Berbagai sumber
Penulis : Reno Kusdaroji
Editor : Reno Kusdaroji
Video Pilihan