BOLASTYLO.COM - Timnas Iran dihadapkan ketakutan besar saat pulang ke kampung halaman usai tersingkir dari Piala Dunia 2022, apalagi ada kabar seorang pria ditembak mati.
Timnas Iran gugur dari grup B Piala Dunia 2022 usai menelan kekalahan tipis 0-1 dari Amerika Serikat di matchday ketiga pada kemarin Rabu (30/11/2022).
Hasil tersebut membuat timnas Iran finis di posisi ketiga grup B dengan perolehan tiga poin dari satu kemenangan (2-0 Wales) dan dua kekalahan (satunya dari Inggris 2-6).
Adapun kabar duka datang dari suporter timnas Iran yang dilaporkan ditembak mati oleh pasukan keamanan setelah kekalahan timnas Iran dari Amerika Serikat.
The Guardians pada Kamis (1/12/2022) melaporkan, pria bernama Mehran Samak (27) ditembak mati saat membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali, sebuah kota di pantai Laut Kaspia, barat laut Teheran.
Kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Osli mengatakan, Samak telah menjadi sasaran langsung dan ditembak di kepala oleh pasukan keamanan menyusul kekalahan timnas mereka dari Amerika Serikat.
Mengejutkannya, korban merupakan seorang teman dari pemain timnas Iran, yakni Saeid Ezatolahi yang ikut bermain di Piala Dunia 2022.
Saeid Ezatolahi, yang juga berasal dari Bandar Anzali mengatakan bahwa dia mengenal Samak sudah lama sejak bersama-sama di tim sepak bola remaja.
Saeid tak mengomentari banyak terkait keadaan kematian temannya itu dengan hanya menuliskan, "Suatu hari topeng akan jatuh, kebenaran akan terungkap."
Baca Juga: Bek Arsenal Tinggalkan Piala Dunia 2022 Karena Alasan Pribadi, Timnas Inggris Minta Hal Ini!
"Ini bukan yang pantas didapatkan oleh kaum muda kita, ini bukan yang pantas diterima bangsa kita," tegasnya.
Adapun Enzatolahi mengaku bingung dengan hasilnya, di mana banyak warga Iran yang merayakan kekalahan timnas mereka usai kekalahan dari Amerika Serikat.
Terdapat beberapa rekaman di media sosial yang menunjukan suporter Iran bersorak dan menyalakan kembang api.
Terlepas dari kebingungan Enzatolahi, timnas Iran akan dihadapkan dengan ancaman berat setelah pulang ke kampung halaman mereka.
Hal ini tak lepas dari protes mereka di laga pembuka melawan timnas Inggris yang berbentuk menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran.
Seperti diketahui, mereka menolak menyanyikanm lagu kebangsaan Iran sebagai bentuk protes atas kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun.
Mahsa Amini, diduga meninggal dunia karena dipukuli dalam tahanan polisi karena tidak mengenakan jilbab dengan benar pada bulan September 2022.
Adapun CNN International melaporkan bahwa keluarga tim Iran diancam akan dipenjara dan disiksa jika para pemain gagal 'berperilaku baik' sebelum laga melawan Amerika.
Timnas Iran dipaksa untuk bertemu dengan Korps Pengawal Revolusi Iran setelah berdemonstrasi sebelum pertandingan pembuka melawan Inggris.
Baca Juga: Bek Arsenal Tinggalkan Piala Dunia 2022 Karena Alasan Pribadi, Timnas Inggris Minta Hal Ini!
Meskipun belum pasti akan mendapat hukuman atau tidak, namun faktanya sudah ada beberapa bukti yang memperkuat dugaan timnas Iran akan diancam pidana.
Misalnya seperti Elnaz Rekavi, seorang pemanjat tebing Iran yang dilaporkan berada dalam tahanan rumah di negara asalnya karena berkompetisi di luar negeri pada Oktober tanpa jilbab wajib.
Rekavi diancam akan disita semua properti keluarganya kecuali dia membuat 'permintaan maaf yang dipaksakan', menurut laporan tersebut..
Kini, timnas Iran dihadapkan hal yang serupa. Kemungkinan besar berupa denda atau parahnya, bisa berupa penangkapan setibanya mereka di negaranya.
Baca Juga: Ukir Catatan Fantastis di Piala Dunia 2022, Kiper Timnas Belanda Ini Pernah Dicap Tak Berbakat!
Source | : | CNN International,Berbagai sumber |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |