BolaStylo.com - Kakak pebulu tangkis Indonesia, Marcus Fernal di Gideon memberikan informasi mengenai fenomena mabuk pembalut yang tengah meresahkan masyarakat.
Kakak Marcus Fernaldi Gideon rupanya turut prihatin mengenai fenomena mabuk pembalut yang kerap diberitakan di berbagai media.
Kakak Marcus Fernaldi Gideon membagikan informasi mengenai bahaya mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mendapatkan efek fly layaknya narkoba.
Dilansir BolaStylo.com dari Tribunnews, BNN mengungkapkan alasan para remaja melakukan tindakan tersebut adalah demi mendapatkan sensasi layaknya mengkonsumsi narkoba.
Konsumsi air pembalut dinilai lebih murah daripada narkotika yang memiliki harga mahal.
"Jadi, pembalut bekas pakai itu direndam. Air rebusannya diminum," kata Kepala Bidang Pemberantasan BNN Jawa Tengah, AKBP Suprinarto.
Baca Juga : 5 Potret Seksi Model Majalah Dewasa yang Bikin Cristiano Ronaldo Terpesona, Memang Memesona
Mirisnya, perilaku tersebut dilakukan oleh remaja usia belasan dalam rentang usia 13-16 tahun.
Melihat berbagai fenomena memilukan di kalangan remaja tersebut, kakak pebulu tangkis Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, Nadia Emanuelle Gideon pun turut merasa sedih.
"Jadi mau share beberapa info terkait ini karena merasa sedih dengan fenomena tersebut. Semoga berguna," tulis Nadia.
Wanita yang berkecimpung di dunia psikologi klinis anak itu pun lantas membagi informasi tentang perbedaan otak remaja yang sehat dan terpapar narkoba.
Selain itu, ia juga menghimbau agar orang-orang mengatasi masalah tersebut bersama.
"Yuk atasi masalah ini dengan mencari bantuan bila anda yang mengalaminya dan membantu mereka yang membutuhkan," tulis Nadia sambil membagi ciri- ciri remaja yang mengalaminya.
Ciri-ciri remaja yang kecanduan berdasarkan story Nadia.
1. Menarik diri dari lingkungan sosial
2. Perubahan dramatis nafsu makan dan pola tidur
3. Mudah marah
4. Kurang aware dengan kebersihan diri
Nadia berpesan jika melihat beberapa ciri-ciri tersebut di remaja, coba hubungi keluarga dan lingkungannya serta lakukan pendekatan positif ke remaja, dsb.
Source | : | |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |