1. Gim terlalu tepat
"21-15 dalam waktu 9 menit.. Saya tidak bercanda," ujar Vittinghus mengomentasi jalannya gim pertama yang terlalu singkat.
2. Servis tidak wajar
"Banyak servis bisa keluar dari single-back line," kata Vittinghus.
View this post on InstagramSeberapa besar garasi @wilfriedzaha ? #wilfriedzaha #zaha #crystalpalace
A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on
3. Interval antargim terlalu pendek
"Rehat antara gim pertama dan kedua tidak sampai 45 detik. Menyedihkan."
Menurut Vittinghus meskipun bermain tanpa pelatih, karena derbi senegara, biasanya setiap pemain akan menyusun strategi cukup lama sebelum melanjutkan laga.
4. Bola keluar terlalu rapi
Vittinghus semakin gemas karena tidak ada pukulan tidak terkontrol yang biasanya sampai keluar jauh dari lapangan saat gagal mengantisipasi serangan mendadak.
"Banyak pukulan keluar matras. Ya maksudnya bisa sampai 1,5-2 meter keluar. Tapi itu seharusnya tidak terjadi di sini," kata Vittinghus.
Baca Juga : Man City Vs Man United - Gundah David Silva Setelah Hampir Kehilangan Putra
Diakhir pertandingan He/Tan keluar sebagai pemenang dengan skor 21-15, 14-21, 21-19 atas Li/Liu dan melaju ke semifinal Fuzhou China Open 2018.
Pada semifinal Fuzhou China Open 2018, He/Tan berhadapan dengan ganda putra Indonesia yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada Sabtu (10/11/2018) di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, China.
Baca Juga : Taufik Hidayat Ungkap Kenangan Indah Saat Jadi Atlet, Bukan Benda Berharga Milyaran
Source | : | BolaSport.com,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Muhammad Shofii |