Pasalnya ia harus mempertaruhkan semuanya, mulai dari reputasi, kesehatan hingga keselamatannya.
Terlebih saat itu Muhammad Ali sedang berjuang untuk sembuh dari penyakit Parkinson yang sudah enam tahun ia derita.
Meski begitu Ali memutuskan untuk tetap berangkat memenuhi misi tersebut untuk membebaskan 15 sandera.
Ketika Muhammad Ali berbaur dengan orang-orang di Baghdad, penyakit yang ia derita justru menjadi aksi publisitas dan berhasil mengangkat serta memuliakan namanya di Timur Tengah.
Saddam Hussein membuat Muhammad Ali menunggu sebelum akhirnya dia terlibat dalam dialog positif.
Tetapi sebelum Muhammad Ali bisa memulangkan para tahanan, dia harus menghadapi Saddam Husein yang gemar memuji dirinya sendiri.
Kharisma yang dimiliki oleh Ali membuatnya berhasil membujuk Saddam Husein yang secara terbuka mengabaikan perintah PBB dan Pemerintah Amerika Serikat untuk membebaskan para tahanan yang telah empat bulan ditangkap.
Baca Juga : Keluar dari Gereja Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez Tertangkap Paparazzi, Persiapkan Pernikahan?
Enam minggu setelah Muhammad Ali membawa para sandera kembali ke Amerika Serikat, Operasi Badai Gurun membombardir Irak.
Jika bukan karena diselamatkan Muhammad Ali, besar kemungkinan 15 tahanan tersebut akan menjadi korban operasi itu.
Muhammad Ali mungkin dikenal sebagai petinju yang keras, namun ia akan melakukan dengan setulus hati ketika harus menolong orang lain.
Julukan 'Petinju Besar Sepanjang Masa' memang layak disematkan dalam diri Muhammad Ali.
Petinju kelahiran Scottsdale, Arizona kini telah wafat dengan tenang pada 3 Juni 2016 di usia 74 tahun.
Source | : | hot.grid.id |
Penulis | : | Katarina Erlita candrasari |
Editor | : | Katarina Erlita candrasari |
KOMENTAR