BolaStylo.com - Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, menepis tuduhan pengaturan skor yang menimpa sejumlah pemainnya.
Tuduhan pengaturan skor dan suap yang menimpa Persib Bandung saat lawan PSMS Medan terus memanas sampai saat ini.
Kabar tuduhan pengaturan skor dan suap tersebut mulai muncul setelah Persib Bandung menelan kekalahan 0-3 dari PSIS Semarang pada pekan ke-31 Liga 1 2018, Minggu (18/11/2018).
Baca Juga : Kronologi Isu Suap di Persib Bandung, Patrich Wanggai Sampai Mau Main Kekerasan
Setelah laga tersebut, media sosial dihebohkan dengan kabar para pemain Persib Bandung terlibat pengaturan skor dan suap.
Adapun tiga pemain Maung Bandung yang dimaksud adalah Supardi Nasir, Ardi Idrus, dan Eka Ramdhani.
Baca Juga : Respons Istri Kapten Persib Bandung Usai Supardi Nasir Terseret dalam Tuduhan Pengaturan Skor
Ketiga pemain tersebut dikabarkan menerima suap untuk pengaturan skor saat Persib kalah 0-1 dari PSMS Medan dalam pekan ke-30 Liga 1 2018.
Kabar itu langsung menjadi trending di media sosial Twitter hingga muncul screenshot chat WhatsApp terkait tuduhan pengaturan skor tersebut.
Soler goblog! pic.twitter.com/zVSjzZByLD
— M.Rayhan Taswin (@rayhantaswin) November 18, 2018
Manajer Persib, Umuh Muchtar turut bereaksi atas kabar yang masih simpang siur tersebut.
Pria 70 tahun itu menyebut tuduhan suap dan pengaturan skor Persib merupakan tindakan yang keji.
"Kabar itu biadab ya, menuduh Supardi dan teman-temannya kena suap. Itu yang paling saya sayangkan. Sampai mereka enggak dibawa," kata Umuh Muchtar dikutip BolaStylo.com dari BolaSport.com.
Baca Juga : Termasuk Ronaldo, 3 Pesepak Bola Ini Sempat Miliki Hubungan Memanas Seperti Vicky Prasetyo dan Angel Lelga
Dia juga menjelaskan jika tuduhan yang beredar saat ini merupakan kabar miring yang tidak benar.
Bagi Umuh, hal tersebut merupakan fitnah yang tak beralasan kepada pemain.
"Tidak benar itu, fitnah kabar tersebut. Mungkin saja yang menerima suap yang memfitnah mereka," ujarnya.
Source | : | bolasport |
Penulis | : | Aziz gancar Widyamukti |
Editor | : | Hery Prasetyo |
KOMENTAR