BolaStylo.com- Pesepak bola terkaya dunia, Faiq Bolkiah kembali menjadi sorotan media asal Inggris, Mirror.
Nama Faiq Bolkiah mulai dikenal luas karena dinobatkan sebagai pesepak bola terkaya dunia.
Faiq dikatakan melampaui megabintang dunia seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam segi finansial meski hanya membela skuat cadangan Leicester City.
Pasalnya, Faiq merupakan keponakan dari sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah.
Kekayaan pesepak bola asal Brunei itu ditaksir bernilai sekitar 20 miliar AS dollar atau sekitar 268 triliun rupiah.
Baca Juga : Terkenal Garang, Kevin Sanjaya Ternyata Malu-malu Saat Peluk Wanita Ini di Depan Publik
Usai dikenal sebagai pesepak bola terkaya, Faiq tiba-tiba kini dikabarkan Mirror menghilang dari skuat Leicester City.
Faiq yang menandatangani kontrak dengan Leicester City itu sejatinya bermain secara reguler bersama Leicester City U-23.
Pada musim 2016-2017, Faiq sempat mencatatkan namanya di pertandingan UEFA Youth League.
Namun, setelah ajang tersebut, sepak terjang Faiq bersama Leicester seolah menghilang.
Mirror bahkan mengklaim jika para staf Leicester City pun tak tahu mengenai apakah Faiq punya waktu bermain atau tidak.
Mereka hanya menyebutkan jika waktu bermain Faiq hampir semuanya digunakan untuk membela Brunei Darussalam.
View this post on Instagram
Tapi uniknya, nama Faiq juga tak ada di daftar pengumuman pemain-pemain yang dipanggil negaranya dalam jeda internasional di situs resmi Leicester City sejak September 2018.
Padahal, Faiq menjadi bagian dari skuat Brunei Darussalam pada laga leg kedua kualifikasi Piala AFF 2018 saat mengalahkan Timor Leste 1-0, (8/9/2018).
Baca Juga : Akibat Unggahan Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri Rasakan Rindu Mendalam
Lalu bagaimana nasib Faiq? Menurut data transfermarkt.com, Faiq tercatat masih di Leicester City U-23 hingga Juni 2019 silam.
Meski begitu, masih belum ada konfirmasi apapun dari Faiq atas berita Mirror tersebut.
Source | : | mirror.co.uk,BolaSport.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR