BolasStylo.com - Masalah mental dan depresi membuat rekan Gareth Bale yang juga pahlawan sepak bola Wales, David Cotterill, berantakan hingga menyobek perutnya sendiri dengan pisau.
Sebagai pemain sepak bola, David Cotterill termasuk sukses.
Dia sudah melalang buana Premier League sejak umur 18 tahun, dari membela Birmingham City sampai Wigan Athletic.
Bersama timnas Wales, David Cotterill dianggap salah satu pahlawan fenomenal.
Dia ikut membawa Wales mencetak sejarah Piala Eropa 2016 dan mencapai semifinal.
Namun, di balik gemerlap prestasi sepak bolanya, David Cotterill mengidap masalah mental yang sangat akut dan berbehaya.
Hal itu terungkap dalam wawancara eksklusif Cotterill dengan The Sun.
Suatu malam, dia sengaja menenggak 3 botol anggur.
Baca Juga: 3 Fakta Soal Mantan Pemain Timnas Malaysia yang Menggelandang di Jalanan
Setelah itu, dia menyobek perutnya sendiri.
Dia juga melukai tubuhnya sendiri dengan pembuka tutup botol.
Tak hanya itu, dia juga menghantam kaca kamar mandi hingga tulang tangannya patah secara mengerikan.
Beruntung, Cotterill memiliki istri yang setia, Tanika.
Dia pula yang menyelamatkan Cotterill dari aksi yang bisa membunuh dirinya sendiri.
Termasuk ketika dia menyobek perutnya sendiri dengan pisau dapur, Tanika pula yang berusaha merebutnya dan mencegah aksi bunuh diri.
Cotterill pensiun dari sepak bola pada umur 30 tahun, Oktober 2018 ini.
Keputusan itu dia ambil karena memang dalam dirinya seperti ada setan yang mengganggu mentalnya.
Baca Juga: 2 Kakak Cristiano Ronaldo Mengamuk Lihat Luka Modric Angkat Ballon d'Or 2018
"Bahkan saat dalam puncak karier sepak bola, saya merasa berada di tempat yang tak membahagiakan. Ada beberapa kali saya berpikir untuk bunuh diri," akunya.
"Saya ingat kejadian ketika saya bermain di Birmingham dan Doncaster. Saat itu kami promosi. Saya mencetak 10 gol, 23 assist dan semua yang ingin saya lakukan adalah mengakhirinya. Ini gila," lanjutnya.
"Depresi bukan sesuatu yang bisa Anda hapus semudah mematikan api di korek. Ia bisa datang kapan saja. Itu bisa datang pada sebuah pekan di mana saya menjadi seperti idiot atau setelah pertandingan dan saya mencetak gol dan tim menang."
"Jika itu datang, saya akan keluar dan minum minuman keras kemudian melakukan hal-hal bodoh."
"Setelah malam-malam keluar, saya bisa mengambil pisau dan mengarahkannya ke leher atau menusuk perut saya sendiri, mencoba mengakhiri semuanya," lanjutnya.
"Saya akan mengambil pisau dan memilih pisau paling besar untuk memotong daging di dapur," tuturnya.
"Kemudian, saya akan duduk di lantai dapur dan istri saya akan datang lalu menangis. Dia biasanya langsung merebut pisau dari tangan saya dan saya terus minum untuk berakhir. Bahkan, dengan pembuka tutup botol, saya bisa melakukan hal yang sama," akunya.
"Saya ingin jauh dari segalanya. Saya merasa sangat rendah, di tempat gelap dan berpikir sebaiknya mengakhiri diri daripada berputar-putar. Saya butuh perhatian."
Namun, berkat bantuan istri dan orang-orang terdekatnya serta para psikoterapis, Cotterill akhirnya berangsur membaik.
Baca Juga: Video Horor di Udara, Penumpang Paralayang Lupa Pasang Sabuk dan Berjuang untuk Selamat
Cotterill tidak lagi liar dan ingin bunuh diri seperti dulu, meski belum stabil benar.
"Saya sekarang secara mental lebih kuat. Tapi, saya masih berjuang melawan depresi. Tapi, saya selalu melihat istri dan anak-anak melakukan hal benar."
"Anda tak ingin membuat masalah buat keluarga. Anda harus berpikir membuat mereka bahagia," tuturnya.
"Saya bahagia tidak melakukan hal lebih jauh lagi," tehasnya.
Pemain kelahiran Cardiff ini pun berharap kisahnya menjadi inspirasi buat oranmg lain untuk melawan depresi. (*)
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |
KOMENTAR