instagran.com/orianasabatini
Keromantisan Paulo Dybala dan Oriana Sabatini
Baca Juga : Jelang Laga Manchester Uinted Vs Arsenal, David De Gea Pamerkan Mobil Seharga Rp 2,2 Miliar
Sabatini merupakan putri dari legenda Argentina, Osvaldo Sabatini, dan seorang pengusaha sekaligus artis di Venezuela, Catherine Fulop.
Selain itu, gadis 22 tahun ini adalah keponakan dari Gabriela Sabatini, matan petenis yang memenangkan AS Terbuka pada 1990.
Bakat bermusik Oriana Sabatini sudah terlihat sejak ia kecil.
Sabatini menulis lagu pada usia delapan tahun dan mengundang para tetangganya untuk menyaksikan penampilannya.
Baca Juga : Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Bakal Bertemu dan Nonton Bareng Final Copa Libertadores
Namun, ia pernah menunjukkan sisi agresifnya ketika mengundang tetangganya ke rumah.
"Aku menagih mereka lima peso untuk datang dan melihatku tampil di garasi rumah," katanya kepada majalah Hello! versi Argentina.
"Pada suatu hari aku marah di tengah pertunjukkan dan membiarkan mereka semua menunggu, layaknya yang dilakukan seorang bintang," imbuh gadis kelahiran Buenos Aires.
Sabatini mulai bertemu Paulo Dybala dalam acara konser Ariana Grande pada 2017 lalu.
Baca Juga : 5 Fakta Penumpang Paralayang yang Lupa Pasang Sabuk Pengamanan dan Berjuang untuk Selamat
Hubungan pacaran Sabatini dan Dybala mulai tersiar ketika keduanya kerap mengunggah foto mesra di Instagram setelah gelaran Piala Dunia 2018.
"Dia adalah kriteriaku dalam memilih seorang pasangan, seorang yang menghargai dan menghormatiku," katanya.
"Ketika aku menyukai seseorang, aku suka membuat mereka merasakan hal yang sama. Jika aku jatuh cinta, aku memberikan segalanya pada diriku," ucapnya.
"Sangat menyenangkan bahwa seseorang membuatmu merasa unik," tegasnya.
View this post on Instagram
Saat ini, PSMS Medan tengah berada di ambang degradasi Liga 1 dan bisa kembali ke Liga 2. Pembina PSMS, Edy Rahmayadi berharap banyak kepada para suporter agar tim kebanggaan publik Medan dan Sumatra Utara itu dapat tetap bertahan. PSMS Medan masih tertahan di posisi ke-17 papan klasemen Liga 1 2018 dan Edy Rahmayadi pun angkat suara soal ancaman degradasi skuat Ayam Kinantan. Mengumpulkan 37 angka dari 32 pertandingan yang telah dilakoni, tak cukup membuat PSMS Medan berada di zona aman. Padahal, skuat Ayam Kinantan itu hanya memiliki dua pertandingan sisa sebelum menyelesaikan kompetisi musim ini. Edy Rahmayadi sebagai pembina PSMS Medan pun berharap suporter dapat berperan aktif dan total dalam memberi segalanya kepada Ayam Kinantan agar tak terdegradasi.Edy tak ingin klub yang menjadi representasi orang-orang Medan dan Sumatra Utara itu kembali berkompetisi di kasta kedua. "PSMS kami berharap tidak terdegradasi, makanya doain," kata Edy Rahmayadi, kutip BolaSport.com dari Tribun Medan. Pria yang juga merupakan Gubernur Sumatra Utara tersebut berharap kepada para suporter untuk memberikan dukungan yang positif. Edy tak ingin kekecewaan terhadap manajemen atau pun tim malah mengaburkan ketulusan mereka dalam mendukung Legimin Raharjo dkk. Edy yang juga merupakan Ketua Umum PSSI ini menambahkan, yang amat dibutuhkan tim saat ini dari para suporter adalah doa dan teriakan penyemangat. Bukan cemoohan, kritik, atau apa pun yang malah menjatuhkan moral pemain."Datang ke Stadion Teladan, bukan malah mencemooh yang menjatuhkan moril mereka. Tetapi, PSMS didukung dan didoakan," ujar Edy. Rabu (5/12/2018) malam, PSMS akan melakoni laga tunda kontra PS Tira di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor. Tiga poin jelas jadi target utama mereka pada laga hidup-mati tersebut. #edy #edyrahmayadi #psms #psmsmedan #ayamkinantan
A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on Dec 4, 2018 at 9:40pm PST
KOMENTAR