Jateng Tribunnews
Mantan pemain Timnas Malaysia tidur du jalan seperti gelandangan.
"Saya berharap Malaysia bisa tidur nyenyak malam ini karena besok mereka akan mengalami mimpi buruk. Saya yakin!" tegas Chatchai, dilansir BolaSport.com dari Fox Sport Asia.
Sesaat setelah timnas Malaysia berhasil memastikan diri lolos ke babak final, skuat Harimau Malaya pun melakukan "aksi balasan" atas pernyataan ini.
Di ruang ganti stadion selepas laga, pemain timnas Malaysia dengan kompak memperagakan tidur pulas.
Baca Juga : Hamka Hamzah dan Bambang Pamungkas Beda Pendapat Soal Tuduhan Persija Diatur Jadi Juara Liga 1
Setelahnya, mereka serentak terbangun dan berteriak "Chatchai" berulang kali dan melakukan selebrasi.
Aksi unik ini kemudian diunggah di akun Twitter dan Instagram winger timnas Malaysia, Akhyar Rahid.
Sementara itu, kapten timnas Malaysia, Zaquan Adha Abd Radzak justru memiliki pendapat lain mengenai ucapan Chatchai.
"Bagi saya, komentar Chatchai membuat saya termotivasi untuk menang," ujar kapten timnas Malaysia.
"Terserah mereka ingin berbicara apa, tetapi tim kami hanya fokus memenangkan laga," lanjut Zaquan.
Timnas Malaysia kini masih menunggu lawan tanding di babak final antara timnas Vietnam atau Filipina.
View this post on Instagram
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengungkapkan masalah yang dialami di persepak bolaan Indonesia dan meminta dirinya tak terus-terusan di-bully. Edy Rahmayadi memang menjadi sorotan tajam sejak beberapa waktu lalu karena bertindak sebagai Ketua Umum PSSI. Setelah polemik rangkap jabatan, Edy Rahmayadi diminta mundur karena prestasi buruk timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Namun, Edy Rahmayadi mengaku tak gentar dengan tekanan mundur yang dialamatkan kepadanya. Mantan Pangkostrad itu juga menyatakan bahwa dirinya akan bertahan di PSSI hingga akhir masa jabatan pada 2020. Edy Rahmayadi juga mengungkapkan permasalahan sepak bola Indonesia pada sesi jumpa pers di Kantor Gubernur Sumatra Utara. Menurutnya, pesepak bola Indonesia masih sangat minim jumlahnya jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Edy Rahmayadi juga meminta dirinya tidak terus-terusan di-bully karena apa yang ia sampaikan memiliki dasar. Dilansir BolaStylo.com dari Kompas, berdasarkan data 2016, jumlah pemain Indonesia sangat minim. Jumlah pemain Indonesia sangat jauh daripada Belanda yang memiliki 1,2 juta pemain dari 16,7 juta jiwa penduduk atau Spanyol memiliki 4 juta lebih pemain dari 46,8 juta jiwa warganya. Jerman memiliki 6,3 juta pemain dari 80.700.000 jiwa penduduk, Thailand 1,3 juta pemain dari 64.600.000 jiwa penduduk, dan Singapura memiliki 190.000 pemain dari 4.500.000 jiwa. "Sementara, Indonesia hanya punya pemain 67 ribu dari 250 juta jiwa. Tolong jangan bully lagi saya. Kalau mau beritakan, beritakanlah ini,” ucap Edy Rahmayadi kepada para wartawan. Selain itu, Indonesia juga kekurangan stok pelatih mumpuni untuk bersaing dengan negara lain. Masih sesuai data 2016 yang dijabarkan Edy, Spanyol memiliki 22 ribu pelatih, Jerman 28.668 pelatih, Thailand memiliki 1.100 pelatih, Malaysia memiliki 1.810 pelatih, Singapura memiliki 170 pelatih, sedangkan Indonesia hanya memiliki 197 pelatih. LANJUT DI KOMEN
A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on Dec 5, 2018 at 8:57pm PST
KOMENTAR