Instagram @wirda_mansur
Bak Bidadari Surga, Begini Cantiknya Putri Remaja Ustaz Yusuf Mansyur!
"Seluruh dunia akan bertanya dan mencari tahu, apa itu PayTren? Dan ketika mereka tahu, kami PayTren siap untuk bergabung dengan perusahaan pembayaran di seluruh dunia. Untuk membuat PayTren merambah ke seluruh negara di dunia ini," imbuhnya.
Baca Juga : Egy Maulana Vikri Diserbu Fan Ketika Meet and Greet di Lechia Gdansk Fanstore
Ustaz Yusuf Mansur sendiri mengaku tidak sabar untuk segera melihat logo bisnisnya tampil di jersey Lechia Gdansk saat pertandingan.
Meski begitu, belum ada konfirmasi secara resmi dai Lechia Gdansk soal kerja sama dengan PayTren.
"Tidak sabar menunggu pertandingan. Kita orang Indonesia, ingin melihat nama perusahaan Indonesia ada di klub nomer 1 di Polandia, Eropa. Satu lagi, bismillah walhamdulillah dan terima kasih untuk Lechia Gdansk," pungkasnya.
Baca Juga : Kepopuleran Egy Maulana Vikri di Polandia Turut Disoroti Media Internasional
Bekerjasama dengan klub sepak bola bukanlah hal asing bagi Yusuf Mansur.
Sebelumnya bisnis pria asal Betawi itu juga menjadi sponsor di sejumlah klub Liga 1.
Sejumlah klub Liga 1 yang disponsori oleh PayTren diantaranya adalah Borneo FC, Persela Lamongan, Persija Jakarta.
View this post on Instagram
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengungkapkan masalah yang dialami di persepak bolaan Indonesia dan meminta dirinya tak terus-terusan di-bully. Edy Rahmayadi memang menjadi sorotan tajam sejak beberapa waktu lalu karena bertindak sebagai Ketua Umum PSSI. Setelah polemik rangkap jabatan, Edy Rahmayadi diminta mundur karena prestasi buruk timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Namun, Edy Rahmayadi mengaku tak gentar dengan tekanan mundur yang dialamatkan kepadanya. Mantan Pangkostrad itu juga menyatakan bahwa dirinya akan bertahan di PSSI hingga akhir masa jabatan pada 2020. Edy Rahmayadi juga mengungkapkan permasalahan sepak bola Indonesia pada sesi jumpa pers di Kantor Gubernur Sumatra Utara. Menurutnya, pesepak bola Indonesia masih sangat minim jumlahnya jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Edy Rahmayadi juga meminta dirinya tidak terus-terusan di-bully karena apa yang ia sampaikan memiliki dasar. Dilansir BolaStylo.com dari Kompas, berdasarkan data 2016, jumlah pemain Indonesia sangat minim. Jumlah pemain Indonesia sangat jauh daripada Belanda yang memiliki 1,2 juta pemain dari 16,7 juta jiwa penduduk atau Spanyol memiliki 4 juta lebih pemain dari 46,8 juta jiwa warganya. Jerman memiliki 6,3 juta pemain dari 80.700.000 jiwa penduduk, Thailand 1,3 juta pemain dari 64.600.000 jiwa penduduk, dan Singapura memiliki 190.000 pemain dari 4.500.000 jiwa. "Sementara, Indonesia hanya punya pemain 67 ribu dari 250 juta jiwa. Tolong jangan bully lagi saya. Kalau mau beritakan, beritakanlah ini,” ucap Edy Rahmayadi kepada para wartawan. Selain itu, Indonesia juga kekurangan stok pelatih mumpuni untuk bersaing dengan negara lain. Masih sesuai data 2016 yang dijabarkan Edy, Spanyol memiliki 22 ribu pelatih, Jerman 28.668 pelatih, Thailand memiliki 1.100 pelatih, Malaysia memiliki 1.810 pelatih, Singapura memiliki 170 pelatih, sedangkan Indonesia hanya memiliki 197 pelatih. LANJUT DI KOMEN
A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on Dec 5, 2018 at 8:57pm PST
KOMENTAR