BolaStylo.com - Membuka lembaran baru pada 2019, megabintang sepak bola Cristiano Ronaldo harus dapat menghapus rentetan nasib pahit selama 2018.
Pesepak bola bintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo ternyata memiliki rentetan momen menyakitkan selama 2018.
Meskipun Cristiano Ronaldo sukses mempersembahkan gelar Liga Champions ketiga kali berturut-turut untuk Real Madrid.
Sosok yang kini berseragam klub raksasa Italia, Juventus itu juga mengalami masa-masa sulit selama tahun 2018.
Apa saja kesakitan Cristiano Ronaldo selama 2018? dilansir BolaStylo.com dari BolaSport.com, berikut beberapa diantaranya.
Baca Juga : Terlalu Fokus pada Floyd Mayweather, Dunia sampai Lupa Kalau Petarung Ini Berlumuran Darah di Ring
1. Piala Dunia 2018
Menyandang status juara Piala Eropa 2016, Portugal bersama Cristiano Ronaldo gagal melangkah lebih jauh pada Piala Dunia 2018 di Rusia.
Portugal hanya melangkah sampai ke babak 16 besar setelah dibungkam oleh Uruguay pada babak tersebut.
Hasil ini dapat dibilang merupakan momen terpahit Ronaldo pada tahun 2018.
2. Dikecewakan Real Madrid
Salah satu alasan Cristiano Ronaldo hijrah ke Italia bersama Juventus dikarenakan perilaku Presiden Real Madrid, Florentino Perez.
Cristiano Ronaldo merasa sakit hati karena merasa 'dibohongi' oleh Florentino Perez soal perpanjangan kontrak dan kenaikan gaji.
Hal itu diungkap oleh Nuno Gomes, jurnalis yang cukup dekat dengan Ronaldo.
"Florentino menjanjikan kepada Ronaldo bahwa klub akan memperbarui kontrak dan memberi kenaikan gaji. Namun, sampai musim selesai, tak ada yang terjadi," ucap Gomes.
"Ronaldo sedikit kecewa dan sedih karena Real Madrid tak memegang janjinya," ucap dia lagi.
Baca Juga : Dikabarkan Bangkrut, Mantan Pemain Bergaji Termahal Dunia Isyaratkan Tuntut Media ke Pengadilan
3. Debut Pahit di Liga Champions dengan Juventus
Tampil dalam partai perdana Grup H kontra Valencia, ia diganjar kartu merah akibat terlibat insiden dengan Jeison Murillo.
Bapak dari empat anak itu bahkan tak bisa menahan air matanya begitu diusir keluar lapangan oleh wasit Felix Brych.
"Setelah pertandingan, Ronaldo sangat sedih. Kami juga sedih dengan apa yang dialaminya," kata pemain Juventus, Blaise Matuidi.
Kesedihan Ronaldo sangat beralasan. Sebab, itu menjadi kartu merah pertamanya di panggung Eropa.
Cristiano Ronaldo's game by numbers vs. Valencia:
29 minutes
17 touches
8 passes completed
2 shots
1 chance created
1 red card
0 shots on targetNot a night to remember. pic.twitter.com/H551s6aDhi
— Squawka Football (@Squawka) 20 September 2018
4. Luka Modric, Mimpi Buruk Cristiano Ronaldo
Dua hal sekaligus yang membuat Cristiano Ronaldo marah dan kecewa datang dari mantan rekan setimnya di Real Madrid, Luka Modric.
Gelar pemain terbaik Eropa 2017-2018 harus direlakan Ronaldo jatuh ke tangan gelandang Real Madrid itu.
Meskipun pada saat itu ia menyandang gelar pencetak gol terbanyak Liga Champions dengan koleksi 15 gol, kekecewaan Ronaldo diungkap oleh pelatih Juventus, Massimiliano Allegri.
View this post on Instagram
"Ia marah dan kecewa,Ronaldo adalah pencetak gol terbanyak Liga Champions dan berhak atas penghargaan tersebut. Akan tetapi, itu tak terjadi," ucap Massimiliano Allegri.
Sebelum Modric, Ronaldo merupakan penguasa trofi Pemain Terbaik UEFA dalam dua musim berturut-turut (2015-2016 dan 2016-2017).
Baca Juga : Fakta Calon Pelatih Manchester United, Disebut Sergio Ramos Tua hingga Pernah Dilatih Juergen Klopp
Tak sampai disitu, sosok Modric benar-benar menjadi mimpi buruk mantan kapten timnas Portugal.
Setelah 'mencuri' gelar pemain terbaik Eropa 2017-2018, Luka Modric juga merebut gelar Ballon d'Or.
View this post on Instagram
Meski kecewa, Ronaldo mengaku ia tetap harus melihat kedepan dan terus berusaha.
"Tentu saja saya kecewa. Namun, hidup harus terus berjalan dan saya akan terus berusaha keras," ujar Ronaldo.
Dalam 10 tahun terakhir, hanya Ronaldo dan Lionel Messi yang berganti-gantian menggondol trofi Bola Emas.
Baca Juga : Asamoah Gyan Akhirnya Buka Suara soal Rumor yang Menyebut Dirinya Telah Bangkrut
Source | : | BolaSport.com,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR