Keponakan buyutnya, Gary Funakoshi, mengatakan bahwa Tanaka mengaitkan umur panjangnya dengan kepercayaannya kepda Tuhan.
Baca Juga : Mabuk di Bandara, Eks Pemain Manchester United Didenda Hampir Rp 1,5 Juta
Selama Perang Dunia II, dia bekerja di sebuah toko yang menjual kue beras, bersama dengan suaminya Hideo Tanaka.
Setelah Hideo dan putranya meninggal selama perang, dia terus bekerja di toko sampai pensiun pada usia 63 tahun.
Pada usianya sekarang, dia berkeliling dengan bantuan alat bantu jalan.
Dia telah tinggal di panti jompo sejak tahun 2005.
Informasi baru yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Jepang menunjukkan mungkin ada lebih banyak wanita Jepang yang tercatat dengan umur panjang di masa depan.
Kementerian mengumumkan jumlah warga Jepang yang lebih tua dari 100 tahun telah meningkat menjadi 69.785 pada tahun 2018.
Dari jumlah itu, lebih dari 88 persen adalah wanita.
Baca Juga : Heboh Artis Terlibat Kasus Prostitusi Online, Kenali Ciri Psikologis Lelaki Hidung Belang Pengguna Jasa PSK
Angka ini merupakan peningkatan lebih dari 2.000 centenarian (orang yang telah hidup 100 tahun) dari tahun 2017.
Jepang pertama kali mulai mengumpulkan data tentang mereka yang pernah hidup lebih dari 100 pada tahun 1965 dan saat itu hanya ada 153 orang.
Jepang memiliki centenarian per kapita paling banyak daripada egara lain di dunia dan menurut Pew Research Center, ada 4,8 centenarian untuk setiap 10.000 orang di Jepang.
Negara Asia diikuti oleh Italia di tempat kedua, Amerika Serikat di urutan ketiga, dan China serta India melengkapi daftar lima besar.
Pada tahun 20150, China diperkirakan memiliki populasi centenarian terbesar, diikuti oleh Jepang di urutan kedua.
Baca Juga : Gede Widiade Tak Permasalahkan Masa Lalu Ivan Kolev, Calon Juru Racik Persija Jakarta
Source | : | grid.id,intisari |
Penulis | : | Muhammad Shofii |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR