BolaStylo.com- Seorang gadis ditemukan tewas karena alasan sepele terkait permintaan sang kekasih.
Gadis bernama Surni Puling Tuati asal Batutenata, Alor, Nusa Tenggara Barat meninggal pada Minggu (13/1/2019) usai terkena lemparan ponsel.
Kronologi kejadian meninggalnya Surni berawal dari permintaan sepele sang kekasih.
Kekasih Surni awalnya meminta korban untuk memasak nasi, tapi permintaan tersebut tak dituruti oleh Surni.
Ditolak, pelaku pun emosi dan memukul korban sebanyak dua kali di bagian wajah.
Usai dipukul Surni yang memang tinggal serumah dengan pelaku mengambil gelas dan piring lantas memecahkannya dihadapan pelaku.
Baca Juga : Mengandung Darah Victoria Beckham, Krim Kecantikan Ini Memiliki Harga Fantastis
Esoknya, pada Minggu (13/1/19), pelaku membangunkan Surni untuk mengajak makan siang bersama yang sayangnya ditolak.
Kembali emosi, pelaku pun meluapkannya dengan melempar ponsel pada Surni.
Naas, lemparan itu mengenai mata kanan Surni.
Masih belum puas,pelaku memukul pundak Surni satu kali yang akhirnya membuat Surni pingsan.
"Karena dilempar handphone dan dipukuli, korban pun akhirnya pingsan," kata Kabid Humas Polda NTT, Jules, sebagaimana dilansri BolaStylo.com dari Kompas.com.
Mengetahui Surni tak sadarkan diri, pelaku meminta bantuan tetangga untuk membawanya ke RSUD Kalabahi.
Setibanya di RS, Surni diperiksa namun nyawanya tak tertolong lagi.
Mendapati kenyataan sang kekasih meninggal dunia karena ulahnya, pelaku pun berniat kabur namun kemudian dibekuk polisi.
Pelaku pun diamankan oleh pihak kepolisian sementara jenazah Surni kini diurus keluarganya.
Dari kasus diatas, kita bisa mengetahui jika orang kadang bisa gelap mata karena hal sepela akibat ajakan makan atau rasa lapar yang menyerang.
Dilansir BolaStylo.com dari Kompas.com, rasa lapar memang kerap mempengaruhi emosi.
Ada fenomena dimana orang bisa merasakan emosi negatif dan marah karena merasa lapar atau yang biasa disebut "Hangry."
Salah satu peneliti bernama Jennifer MacCormack bersama timnya pun sempat berusaha mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah penelitian.
"Tujuan penelitian kami adalah untuk lebih memahami mekanisme psikologis dari keadaan emosi yang diinduksi oleh kelaparan - dalam hal ini, bagaimana seseoang menjadi mudah marah ketika lapar," ujar MacCormack dikutip dari Science Alert, Selasa (12/06/2018).
Untuk mendapat temuan ini, para peneliti melakukan dua percobaan online yang melibatkan 400 orang Amerika.
Kedua percobaan tersebut dilakukan untuk menentukan bagaimana rasa lapar mempengaruhi emosi seseorang.
Setelah menentukan seberapa lapar para peserta melalui survei refleksi diri, para peneliti menunjukkan gambar yang dirancang untuk menimbulkan perasaan positif, negatif, dan netral.
Setelah beberapa kali penelitian, hasilnya para peneliti menemukan bahwa para peserta yang lapar merasakan emosi tidak menyenangkan jauh lebih besar seperti stres dan kebencian.
"Orang-orang dalam penelitian kami lebih cenderung merasakan negativitas yang kuat secara umum ketika mereka lapar dan sesuatu yang buruk terjadi, menunjukkan bahwa merasa lapar dapat mengubah banyak emosi negatif seperti marah, stres, atau jijik," tambahnya.
Untuk menghilangkan perasaan tersebut, MacCormark menyarankan untuk memusatkan perhatian pada emosi sebelumnya dan memikirkan baik-baik apa yang dirasakan agar amarah menghilang.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
KOMENTAR