BolaStylo.com - Kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga mencurahkan perasaannya usai Chelsea gagal menjuarai Liga Inggris.
Final Piala Liga Inggris yang digelar pada Minggu (24/2/2019), di Stadion Wembley dimenangi Manchester City lewat babak adu penalti dengan skor 4-3 setelah bermain seri 0-0 dalam 120 menit.
Pada ujung babak kedua tambahan waktu, terdapat momen yang cukup menarik perhatian.
Momen ini bahkan lebih menyita perhatian publik ketimbang gelar juara yang diraih oleh Manchester City.
Baca Juga : Ini Peluang Keikutsertaan Valentino Rossi pada MotoGP 2021 di Sirkuit Mandalika Lombok
Baca Juga : Luthfi Kamal, Kunci Keberhasilan Timnas U-22 Indonesia Genggam Tiket Final yang Pernah Jebol Gawang Qatar
Menjelang babak tambahan waktu selesai, Kepa Arrizabalaga mendapat perawatan di lapangan dari tim medis Chelsea karena mengalami kram.
Sang manajer, Maurizio Sarri pun meminta Willy Caballero bersiap menggantikan Kepa Arrizabalaga.
Sarri lalu memberikan kode kepada Kepa bahwa sang penjaga gawang akan segera diganti oleh Caballero.
Kepa menimbulkan kontroversi karena menolak ditarik keluar lapangan untuk digantikan oleh Willy Caballero menjelang babak perpanjangan waktu berakhir.
Tindakan Kepa itu memicu emosi Sarri. Pelatih 60 tahun itu tampak kesal dan sempat meninggalkan lapangan menuju ruang ganti sembari mengumpat.
Caballero tetap merapikan sarung tangannya untuk bersiap masuk ke lapangan.
Melihat situasi yang mulai tak kondusif, wasit Jontahan Moss menghampiri Kepa Arrizabalaga dan Kepa memberitahu bahwa kondisinya bugar untuk tetap merumput.
Baca Juga : Koleksi Mobil Mewah Cristiano Ronaldo Bertambah, Kali Ini Berhubungan dengan James Bond
Moss kemudian memanggil Sarri untuk berbincang hingga akhirnya memutuskan tak ada pergantian pemain.
Usai insiden tersebut, Kepa pun merasa sedih karena klubnya gagal meraih gelar juara.
Ia pun lalu mencurahkan isi perasaannya tersebut melalui akun Instagramnya.
Curahan yang begitu panjang ia tuliskan di Instagramnya, berikut isinya:
"Kesal dan sedih karena kami tidak bisa merebut gelar juara, kami berjuang hingga akhir untuk melawan tim yang hebat, kami akan terus bekerja untuk menjadi lebih kuat.
Saya juga ingin mengklarifikasi beberapa fakta pertandingan hari ini;
Pertama-tama saya menyesal bagaimana hasil akhir dari pertandingan. Tidak pernah ada niat saya untuk tidak menaati pelatih terhadap keputusannya.
Saya berfikir semua ini salah paham dalam panasnya bagian akhir perebutan juara.
Pelatih berpikir saya sedang dalam keadaan baik untuk bermain, namun niat saya adalah untuk terus membantu tim dan menyampaikan jika saya dalam keadaan baik.
Sementara dokter yang merawat saya telah tiba di bangku untuk memberikan pesan, saya merasa kejadian itu bukanlah niat saya, saya sangat menghormati pelatih beserta otoritasnya."
Source | : | Kompas.com,instagram.com/kepaarrizabalaga |
Penulis | : | Muhammad Shofii |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR