Di balik keputusan pemilihan Reony, Susy Susanti menyatakan jika mantan pelatih ganda putra Jepang itu adalah kandidat paling sesuai..
“Jadi memang dari tahun lalu kami mencari-cari orang yang tepat. Sebenarnya ada banyak sekali calonnya, ada yang mengajukan diri, ada yang kami pantau juga. Tapi kami kan juga mencari yang sesuai dengan kebutuhan. Kami tidak menutup mata kalau putri-putri Jepang saat ini bagus-bagus dan kuat. Sementara tunggal putri kami memang paling ketinggalan dibanding sektor lain. Kami mau menciptakan yang terbaik seperti di Jepang. Kami melihat karakter, tekad, semangat dari atlet-atlet Jepang. Ternyata kan ada pelatih Indonesia di sana, ReonyMainaky. Kami lakukan pendekatan dan akhirnya beliau setuju,” jelas Susy.
“Sebelumnya sudah sempat ada beberapa nama, tapi mungkin belum sesuai, ada juga yang nggak masuk dengan kriteria kami, atau ada juga yang kontraknya belum selesai. Banyak hal. Yang kami mau ternyata belum pas, ada juga yang mengajukan diri tapi belum pas juga sama kami. Yang mengajukan diri sih ada banyak, lebih dari sepuluh. Memang mencarinya gampang-gampang susah. Kalau melatih kan bukan cuma chemistry, tapi juga kami melihat program, kebutuhan, pastinya pengalaman dan mencetak prestasi. Dari semua penilaian itu, disaring, didiskusikan, ada kesepakatan, kecocokan dan visi misi, akhirnya kami putuskan, sepertinya yang paling cocok adalah Reony,” tanbah Susy
Rionny dianggap memiliki pengalaman yang bagus dan keadaan seolah mendukung perekrutan Reony.
"Background Reony yang lama di Jepang kan sudah paham mengenai karakter dan kebiasaan atlet sana. Lalu juga untuk penanganan dia juga untuk semua lini. Sebelumnya di klub Jepang sudah memegang ganda campuran, tunggal putri, tunggal putra. Saya pikir dia bisa combine untuk melatih di sini. Kebutuhan kami saat ini semuanya ada di Reony. Dan dia mau pulang (ke Indonesia) juga. Pas juga kontrak dia selesai. Bukan suatu kebetulan, tapi saya pikir memang jodohnya,” sambung Susy.
Source | : | badmintonindoensia.org |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR