"Seandainya dua sosok kembar lahir, salah satunya akan dibekukan dalam ruang waktu. Kemudian 20 atau 30 tahun kemudian kita akan mengembalikannya ke waktu yang tepat. Jika semuanya berjalan dengan baik, itu akan sama."
Namun, Navaroo juga mengatakan, kemampuan kloningan Messi tentu saja bisa berbeda dengan aslinya.
Avui al 'Què t'hi jugues!' de @SiqueRodriguez hem parlat amb Arcadi Navarro, expert en genètica, sobre què passaria si clonéssim a Leo Messi: pic.twitter.com/4uH1VDabhc
— Esports SER Catalunya (@EsportsSER) March 18, 2019
Hal itu karena kemampuan Messi saat ini tercipta dari hasil proses latihan dan bukan faktor genetika.
"Genetika memberi kita ruang lingkup. Orang ini bisa memiliki potensi yang sama dengan Messi, tetapi pada akhirnya kualitas sepakbola Messi memiliki dua komponen," katanya.
"Satu sangat jelas dan bersifat genetik dan yang lainnya bersifat terdidik, tidak langsung, dan lingkungan".
Baca Juga : Gara-gara Cristiano Ronaldo, Juventus Tak Akan Jalani Laga Pra-musim di Amerika Serikat
"Messi adalah Messi, bukan siapa dia hanya karena genetika. Dia adalah produk dari lingkungannya, tumbuh besar di La Masia, dari perawatan hormon yang dia terima".
"Apa yang dilakukan genetika adalah memberikan potensi, seperti halnya dengan Messi, tetapi apakah itu terpenuhi atau tidak, tergantung dengan kondisi yang terjadi di sekitar kita".
Source | : | Marca |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR