Pemanfaatannya sebagai tanaman obat pun bukan hal baru.
Daun kelor ditumbuk halus bisa ditorehkan pada luka untuk mempercepat penyembuhan.
Hal ini masuk akal karena kelor mengandung semacam zat antibiotik yang dikenal sebagai zat pencegah infeksi.
Demikian juga ketika digunakan sebagai obat kompres dapat menurunkan panas badan akibat demam.
Sebagai tanaman berkhasiat obat, bila dicampur bersama kulit akar pepaya dan kemudian dihaluskan, bisa untuk obat luar (bobok) penyakit beri-beri dan pembengkakan.
Daunnya ditambah kapur sirih, bisa untuk obat kulit, seperti kurap dan sejenisnya.
Sedangkan sebagai obat dalam, air rebusan akarnya konon ampuh untuk obat rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, hingga obat kencing nanah.
Masih kabarnya juga, akarnya bagus untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, dan juga menurunkan tekanan darah tinggi.
Demikian pula daunnya untuk penurun tekanan darah tinggi, diare, kencing manis, dan penyakit jantung.
Malahan ada kalangan masyarakat yang memanfaatkan daun kelor untuk mengobati mata ayam yang terluka sehabis bertarung.
Satu-dua tetes getah kelor akan mempercepat penyembuhan luka itu. Bahkan, mata kambing yang belekan dan rabun bisa normal setelah ditetesi getah kelor yang berwarna kuning itu.
Menjernihkan air
Pohon kelor ternyata juga bisa menjernihkan air, yang sempat diuji adalah manfaat biji kelor sebagai penjemih air.
Seperti pernah dipublikasikan New Scientist, biji kelor digunakan untuk menjernihkan air sungai keruh berlumpur di Sudan dan Peru. Juga dilaporkan, biji kelor memiliki kemampuan antibakteri.
Pemanfaatan biji kelor juga tidak asing bagi Jurusan Teknik Lingkungan ITB, dan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, di Samarinda, yakni untuk menjernihkan air permukaan (sungai, danau, kolam).
Bahkan biji kelor, dimanfaatkan sebagai bahan koagulan (bioflokulan) dalam proses pengolahan limbah cair pabrik tekstil.
Baca Juga : Cedera Miniscus, Gelandang Garuda Select Ini Harus Naik Meja Operasi
Sebagai bahan koagulan yang efektif, biji kelor menggndung zat aktif rhamnosyloxy-benzilisothiocyanate, yang mampu mengabsorbsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam dalam air limbah atau air keruh.
Sekalipun air keruh kecokelatan penuh partikel lumpur bisa menjadi jernih dan layak dikonsumsi berkat biji kelor.
Adakalanya, aroma khas kelor masih terasa. Namun, dengan menambahkan butiran arang (sebaiknya dibungkus kain supaya tidak bertebaran) ke dalam bak penampungan air akan menyerap aroma langu kelor.
Pengolahan air dengan biji kelor ini agaknya cocok untuk program pengadaan air bersih di kawasan pesisir.
Bahkan, telah pula diterapkan di beberapa desa di Yogyakarta.
Meski saat ini dicuekin, cepat atau lambat kelor bakal naik daun. Setidaknya memiliki peluang menjadi tanaman industri yang kelak dicari-cari.
Baca Juga : Tak Hanya Pandai dalam E-Sports, Kimi Hime Ternyata Juga Gemar Berolahraga
Artikel ini telah tayang di Suar.id dengan judul "Manfaat Tersembunyi Pohon Kelor, Dari Ajimat Kesaktian Hingga Menjernihkan Air"
Source | : | Suar.ID |
Penulis | : | Muhammad Shofii |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR