"Ketika seharian berpuasa, otomatis usus tidak bekerja. Begitu berbuka puasa dan langsung diisi makan makanan berat, misalnya, nasi, maka nasi mengandung molekul yang kompleks," kata Ekky dikutip BolaStylo.com dari Tribun Style.
“Akibatnya akan menimbulkan pembusukan dalam saluran cerna. Bahan-bahan ini menghasilkan racun yang oleh tubuh diserap dan masuknya ke lever. Akibatnya, lever harus kerja berat untuk menetralisir racun agar tidak menjadi toksin (zat beracun)," ujarnya.
Bagi anak muda, berbuka dengan memakan makananan secara berlebih memang tidak menjadi masalah besar.
Namun, Ekky mengimbau, agar kebiasaan tersebut tidak dilakukan secara terus menerus.
Baca Juga : 5 Hal yang Harus Dihindari Agar Maag Tidak Kambuh saat Berpuasa
"Namun, ada juga orang yang merasa badannya lemas usai berbuka. Penyebabnya bukan karena puasa. Karena dalam 3 hari berpuasa, tubuh sudah bisa beradaptasi dengan kondisi pola makan yang berubah saat puasa,” jelasnya.
Penyebab lemas tersebut disebabkan dari proses liver membuat senyawa untuk menetralisir toksin tadi, membutuhkan oksigen yang sebagian besar diambil dari otak.
"Akibatnya otak dikorbankan sehingga membuat orang tidak konsentrasi, mengantuk, dan tidak bisa berpikir," tutur Ekky.
Baca Juga : Racikan Formasi Fakhri Husaini Berpeluang Dipakai Garuda Select Melawan Chlesea U-16
"Makanlah dengan yang manis atau yang molekulnya sederhana," pungkasnya.
Sebut saja, polisakarida (karbohidrat) seperti nasi, jagung, ubi molekulnya besar dan harus dicerna.
Source | : | Tribun Style |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR