Namun, berkat peran PB PASI, khususnya Tigor M Tanjung selaku Sekretaris Jenderal, Zohri akhirnya mendapat izin untuk turun di nomor 100 meter putra.
Tigor mengaku terus mendesak pihak penyelenggara agar Zohri bisa tampil untuk nomor lari 100 meter putra.
Baca Juga: Puja-puji untuk Lalu Muhammad Zohri Setelah Bersaing dengan Justin Gatlin
Berbekal rekor catatan waktu 10,13 detik di Doha, Zohri akhirnya diperbolehkan berpartisipasi untuk nomor lari 100 meter putra.
Bahkan, Zohri menjadi pelari yang turun untuk nomor tersebut melalui jalur undangan dari pihak penyelenggara.
Zohri pun terbebas dari biaya akomodasi selama 8 hari di Osaka sejak 13 Mei dan perjalanan kereta shinkansen Yokohama Osaka.
"Setelah Zohri merebut medali perak dengan catatan waktu 10.13 detik di Doha (Kejuaraan Asia 2019), saya desak kembali penyelenggara Seiko GP," kata Tigor dikutip BolaStylo.com dari Kompas.com.
"Saya sebutkan (bahwa saat Kejuaraan Asia) Zohri hanya kalah dari sprinter Jepang, Yoshihide Kiryu. Akhirnya, mereka memberikan Zohri lintasan dan Zohri menjadi pelari undangan pada Seiko GP ini," ucap Tigor.
Tak mau melewatkan kesempatan emas, Zohri memberikan penampilan terbaik dalam kejuaraan tersebut hingga berhasil mencatatkan rekor nasional baru dengan waktu 10,03 detik.
Rekor terbaik Zohri sebelumnya tercipta dalam Kejuaraan Atletik Asia di Doha, Qatar dengan catatan waktu 10,13 detik.
Baca Juga: Mulai Menpora Hingga Netizen Tanah Air, Rama-ramai Beri Selamat untuk Lalu Muhammad Zohri!
Pelatih Zohri, Eni Nuraeni Sumartoyo, mengatakan bahwa perubahan waktu itu merupakan salah satu proses terbaik yang dilalui Zohri.
"Kalau orang lain, memecahkan waktu 10,13 ke 10,03 itu membutuhkan latihan selama 2 tahun," ujar Eni, dikutip BolaStylo.com dari Warta Kota.
Menurut Eni, perubahan itu bisa terwujud lantaran Zohri termotivasi untuk tampil di Olimpiade.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR