BolaStylo.com - Aksi mantan pemain Manchester United, Zlatan Ibrahimovic membuat lawannya harus menjalani operasi.
Zlatan Ibrahimovic baru-baru ini diketahui melakukan sebuah tindak kekerasan terhadap lawannya kala membela LA Galaxy dalam pertandingan menghadapi Los Angeles FC.
Dalam pertandingan bertajuk derbi LA itu, klub Zlatan berhasil memenangi pertandingan dengan skor 3-2.
Striker asal Swedia itu menjadi pencetak hat-trick usai mencetak gol di menit ke-8, 56' dan 70'.
Namun, kemenangan tersebut harus ternoda oleh insiden yang terjadi antara Zlatan dan lawannya.
Zlatan sempat melakukan sikutan maut yang mengakibatkan bek LAFC, Mohamed El Munir mengalami patah tulang pipi.
Akibatnya, tengkorak El Munir masuk ke dalam (penyok) akibat sikutan tersebut.
Baca Juga: Begini 'Ngegasnya' Kevin Sanjaya Saat Ditanyai Siapa yang Ditelfonnya Terakhir Kali
El Munir pun dikabarkan sampai menemui dokter spesialis pada Senin (22/7/2019) untuk menangani akibat dari sikutan maut Ibra padanya.
Im not specialist but, I’m pretty sure he’s gonna need surgery. pic.twitter.com/q9ekfNUNRY
— Heart of LAFC (@heartoflafc) July 22, 2019
Bek asal Libya itu berakhir harus menjalani operasi demi menormalkan kondisi tengkoraknya yang penyok akibat sikutan maut Ibra.
Selain insiden dengan Mohamed El Munir, Ibra juga sempat terlibat percekcokan dengan salah satu ofsial LAFC yang tak terima pemainnya dikasari.
Salah satu ofisial LAFC tersebut memprotes Zlatan Ibrahimovic sambil menggerakan sikutnya seolah tak terima.
Melihat hal itu, Zlatan tampak marah dan mengumpat salah satu ofisial tersebut.
LAFC staff not happy with Zlatan elbow after epic hat trick. #ElTraffico #LAGalaxy #LAFC
“Go Home. You little b*tch. Go home” pic.twitter.com/uGOjL5Lnfy
— Jason Kaufman (@JKaufman05) July 20, 2019
"Persetan, Pulang saja sana kau," kata Zlatan.
Akibat insiden tersebut Ibra kabarnya terancam akan ditindak oleh Komisi Disiplin MLS.
View this post on Instagram
Source | : | The Sun |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR