Simic mengaku menderita saat dihadapkan dengan situasi mencekam yang dialaminya selama di dalam bus Persija.
Pemain asal Kroasia itu merasa heran insiden penyerangan itu bisa terjadi di sepak bola profesional.
Baca Juga: Lionel Messi Langsung Ngacir Setelah Ditantang Berkelahi oleh Pria Mabuk
"Kami banyak menderita. Sebelumnya kami sedang bercanda dan tiba-tiba banyak batu berdatangan dan membuat kaca jendela pecah," ungkap Simic dikutip BolaStylo.com dari Warta Kota, Selasa (20/7/2019).
"Dan pecahan kaca itu melukai kaki saya, untung tidak parah. Ini tidak biasa terjadi di sepak bola profesional," ujarnya.
Lebih lanjut Simic menegaskan bahwa peristiwa itu bukan sebuah candaan belaka.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Terang-terangan Mengaku Menyesal Tinggalkan Real Madrid
Keluarga Simic yang berada di Kroasia bahwa ikut khawatir dengan keadannya saat tahu bus Persija diserang oleh oknum suporter.
"Sebelum kalian semua menganggap ini sebuah candaan, saya tekankan ini kejadian yang serius. Ada banyak darah pada saat itu, bahkan membuat keluarga saya sangat khawatir," ungkap Simic.
Pada sisi lain, Simic mengapresiasi PSSI yang langsung menunda jadwal pertandingan PSM Makassar kontra Persija setelah insiden penyerangan itu.
"Situasi ini tidak aman jadi keputusan main dan tidaknya pemain hanya mengikuti manajemen. dan federasi juga saya pikir membuat keputusan yang bagus tentang situasi ini," tutur Simic.
Setelah mengalami penundaan, laga PSM Makassar vs Persija Jakarta kini telah diumumkan oleh PSSI.
Melalui surat 2711/AGB/537/VII-2019 bertanggal 29 Juli 2019, PSSI memastikan bahwa laga leg kedua final Piala Indonesia 2019 akan digelar pada Selasa (6/8/2019) mendatang pukul 15.30 WIB (16.30 WITA).
Pertandingan itu tetap digelar di Stadion Andi Mattalatta, sesuai dengan harapan pihak PSM Makassar.
Surat yang ditujukan untuk manajemen PSM Makassar dan Persija Jakarta itu ditandatangani langsung oleh Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha.
Source | : | Warta Kota |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR