BolaStylo.com - Salah diagnosis adalah masalah besar dalam dunia kesehatan karena hal itu berhubungan dengan proses penanganan.
Kesalahan diagnosis merupakan hal yang berbahaya di dunia kesehatan.
Dikutip BolaStylo.com dari health.com kesalahan diagnosis itu berakibat fatal karena berpengaruh pada tindakan yang akan dilakukan dokter.
Saat memeriksa pasien, dokter memang memiliki tanggung jawab moral untuk menyembuhkan orang yang sakit.
Sayangnya, peneliti dari Universitas Johns Hopkins menganalisa jika lebih dari 55.000 klaim malpraktek pernah terjadi karena hasil diagnosis yang salah.
Profesor Neurologi Universitas Johns Hopkins, David Newman mengatakan bahwa ada kerugian yang dialami pasien saat menerima kesalahan diagnosis.
"Bukan hanya merepotkan bagi banyak pasien, kesalahan diagnosis menyebabkan kerugian dan biaya yang parah, dan dalam kasus terburuk yaitu kematian," David Newman.
Meski demikian, David Newman mengatakan bahwa hampir kesalahan pada diagnosis yang paling berbahaya selalu berhubungan dengan penyakit kanker, pembuluh darah, dan infeksi.
Baca Juga: Anak Mantan Pemain Barcelona Ini Selamat Setelah Jadi Korban Begal Suporter
Ketiga penyakit itu memang sangat sulit diidentifikasi.
"Studi ini menunjukkan kepada kita di mana kita harus memulai membuat perbedaan bagi pasien," kata David.
"Studi ini memberi tahu kita bahwa menangani diagnosis di tiga area penyakit spesifik ini dapat memiliki dampak besar pada pengurangan bahaya yang berhubungan dengan kesalahan diagnosis." katanya menambahkan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, kesalahan bukan hanya dari pihak dokter.
Kemajuan teknologi harus selalu diupayakan agar beberapa penyakit yang sulit diidentifikasi dapat diketahui penyebabnya.
Baca Juga: Lionel Messi Klaim Barcelona Sudah Spektakuler Meski Tanpa Neymar
Baca Juga: PB Djarum Siap Copot Logo, Merek, dan Brand Image dari Kegiatan Audisi
Baca Juga: PB Djarum vs KPAI Akhirnya Capai Kesepakatan Setelah Dimediasi Menpora, Berikut Poin-poinnya
Source | : | health.com |
Penulis | : | Fauzi Handoko Arif |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR