"Untuk target yaitu minimal 2 emas, tapi kita berusaha untuk bisa meraih 3 emas, 2 perak, dan 3 perunggu."
Sebanyak empat nomor akan menjadi andalan Indonesia agar bisa merengkuh gelar pada ajang SEA Games 2019.
Baca Juga: Live Streaming Korea Open 2019 - Derbi Merah Putih Tersaji di Babak Kedua
"Sektor yang menjadi andalan kita yaitu beregu putra, tunggal putra, ganda putri, dan ganda campuran," ujarnya melanjutkan.
Nantinya, para pemain bulu tangkis Indonesia itu akan bertanding di Muntinlupa Sport Complex, Filipina pada November mendatang.
Pada SEA Games edisi 2017, cabang olahraga bulu tangkis berhasil mempersembahkan dua emas dan empat perunggu.
Baca Juga: Simon McMenemy Panggil Empat Pemain Persija ke Timnas Indonesia
Adapun emas Indonesia saat itu diraih dari nomor beregu putra dan Jonatan Christie, sedangkan perunggu didapat oleh Ihsan Maulana Mustofa, Gregoria Mariska Tunjung, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Pada SEA Games edisi kali ini, sejumlah pemain andalan seperti Jonatan, Gregoria, dan Fajar/Rian masih dilibatkan di tim Indonesia.
Namun, dua pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendar Setiawan dipastikan tidak akan tampil.
Sebab, pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemenpora, menerapkan aturan di mana kontingen SEA Games 2019 harus berisi 40 persen pemain senior dan 60 persen pemain muda.
Berikut wakil tim bulu tangkis Indonesia yang akan tampil pada SEA Games 2019 Filipina.
Tunggal Putra: Jonatan Christie, Shesar Hiren Rhustavito, Firman Abdul Kholik
Tunggal Putri: Gregoria Mariska Tunjung, Fitriani, Ruselli Hartawan
Ganda Putra: Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira, Ade Yusuf, Leo Rolly Carnando
Ganda Putri: Greysia Polii, Apriyani Rahayu, Siti Fadia Silva Ramadhanti, Ribka Sugiarto, Ni Ketut Mahadewi
Ganda Campuran: Praveen Jordan, Melati Daeva Oktavianti, Rinov Rivaldy, Pitha Haningtyas Mentari
Source | : | badmintonindonesia.org |
Penulis | : | Fauzi Handoko Arif |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR