BolaStylo.com - Saat ini sedang marak pemberitaan mengenai demo penolakan RUU KUHP dan revisi KPK yang dilakukan oleh berbagai mahasiswa dan elemen masyarakat.
Dalam mengendalikan massa yang terlibat kerusuhan, pihak keamanan secara lantang menggunakan gas air mata.
Gas air mata ini seakan menjadi momok menakutkan bagi massa yang terlibat demo karena sangat menyakitkan mata.
Adapun sejarah gas air mata ini pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I oleh Prancis dan Jerman.
Baca Juga: Ungkapan Syukur Bima Sakti Setelah Bencana Kabut Asap Mulai Mereda
Kemudian seiring berjalannya waktu, pihak penegak hukum sebagai pengontrol massa supaya tak terlibat kerusuhan.
Dikutip BolaStylo.com dari Hello Sehat, gas air mata merupakan senjata berbahan kimia.
Di dalam gas air mata ini terdapat bahan-bahan kimia seperti arang, kalium nitrat, silikon, sukrosa, potasium klorat, magnesium karbonat, dan O-Chlorobenzalmalononitrile.
Kandungan yang didalam gas air mata ini dapat mengacaukan saraf-saraf sensorik tubuh.
Meski tidak mematikan, gas air mata mampu memicu peradangan pada kulit, selaput lendir mata, hidung, mulut serta paru-paru.
Baca Juga: Daftar Wakil Indonesia di SEA Games 2019 - Tanpa Minions dan The Daddies
Efek akibat terpapar gas air mata ini mulai terasa ketika 30 detik setelah kontak pertama.
Nah, untuk melindungi diri dari paparan gas air mata pertama menggunakan kacamata pelindung seperti kacamata renang.
Walau tak terlalu berdampak secara signifikan, namun, kacamata renang sedikit lebih baik digunakan daripada mata telanjang.
Kemudian, untuk mencegah risiko sesak napas akibat menghirup racun dalam gas air mata lebih baik memakai bandana atau handuk kecil yang telah dibasahi cairan lemon atau cuka.
Sebelum melakukan aksi, sebaiknya perlu menyiapkan handuk atau bandana yang sudah direndam dengan air lemon atau cuka.
Baca Juga: Simon McMenemy Panggil Empat Pemain Persija ke Timnas Indonesia
Ketika diserang gas air mata, bandana atau handuk yang telah dibasahi cairan lemon tadi bisa langsung dipakai sambil berlari.
Lalu bila terkena asapnya, sebaiknya langsung keluar dari kerumunan untuk mencari tempat aman dengan sirkulasi udara yang lancar.
Atau mencari tempat yang lebih tinggi untuk mencari udara yang tak terpapar gas air mata.
Efek gas air mata ini biasanya akan mereda kurang lebih dari 10 menit.
Baca Juga: Beto Goncalves Beberkan Awal Mula Bisa Dipanggil Timnas U-23 Indonesia
Cuci mata dan wajah dengan air bersih sampai gejala iritasi menghilang setelah terpapar gas tersebut.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan susu untuk mengguyur seluruh badan.
Baca Juga: Kiper Timnas Indonesia Berjuluk Tangan Malaikat Ungkap Perjuangan Selesaikan Kuliah
Source | : | hellosehat.com |
Penulis | : | Fauzi Handoko Arif |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR