Empat hari setelah pertarungan tersebut, kabar mengejutkan terkait kondisi Day menyeruak ke publik.
Patrick Day dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (16/10/2019) setelah mengalami cedera otak traumatik.
Baca Juga: Saran dari VFF untuk PSSI agar Timnas Indonesia Semakin Membaik
Sebenarnya, Patrick Day sempat menjalani operasi otak di Rumah Sakit Northwestern Memorial.
Namun, operasi tersebut tak bisa menyelamatkan nyawa Patrick Day.
"Patrick Day meninggal hari ini, 16 Oktober, 2019, setelah menderita cedera otak traumatik akibat pertarungannya pada Sabtu, 12 Oktober di Wintrust Arena di Chicago," kata promotor Day, Lou DiBella.
"Dia dikelilingi oleh keluarganya, teman-teman dekat, dan para anggota tim tinjunya, termasuk mentornya, teman, dan pelatih Joe Higgins."
Baca Juga: Media Asing Soroti Peluang Luis Milla Kembali Latih Timnas Indonesia
Day muali menjadi petinju profesional sekitar enam tahun silam atau pada 2013.
Sebelumnya, ia menjadi petinju amatir yang cukup berprestasi dengan meraih dua gelar juara nasional.
Kematian Day membuat banyak publik prihatin dengan risiko menjadi seorang petinju.
Sebelum Day meninggal, sudah ada tiga petinju yang tewas dalam kurun waktu empat bulan terakhir.
Baca Juga: Kalah 4 Kali di Kualifikasi Piala Dunia, Ranking FIFA Timnas Indonesia Diprediksi Merosot Tajam
Ketiga petinju tersebut adalah Boris Stanchov dari Albania, Hugo Santillan, dan Maxim Dadashev.
Petinju Argentina, Hugo Santilla meninggal dunia di usia 23 tahun akibat cedera yang didapat setelah berduel pada Juli lalu.
Kemudian petinju asal Rusia, Maxim Dadashev juga meninggal dunia akibat cedera.
Terakhir, petinju Boris Stanchov meninggal dunia setelah mendapat pukulan dari Ardit Murja pada duel di Albania, 22 September 2019.
Source | : | Rt |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR