"Saya sudah empat kali ikut kongres, selalu budayanya sama. Kami hanya jadi pengantin tanpa ada hak suara untuk mempresentasikan konsep kami," katanya.
Kedua, Fary menilai masalah penetapan pemilik suara (voters) yang dinilai tidak jelas.
Lulusan Universitas Indonesia ini menuding banyak voters yang tidak memiliki legitimasi, sehingga hasil KLB ini sangat mudah untuk digugat secara hukum.
"Tidak ada kepastian terhadap voters. FIFA sudah mempertanyakan jika kongres tanggal 2 (November), votersnya mana? kompetisi belum rampung," ujar Fary.
"Ada 6 tim degradasi dan satu tim suspend, masa masih punya hak di pemilihan. Saya khawatir siapa pun yang terpilih tidak legitimate," ujarnya melanjutkan.
Sampai berita ini ditulis KLB telah menetapkan Cucu Soemantri dan Iwan Budianto telah resmi menjadi Wakil Ketua Umum PSSI mendampingi Mochamad Iriawan.
Baca Juga: Drama Pemilihan Ketua Umum PSSI Berlanjut, Tujuh Calon Caketum Mundur
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fauzi Handoko Arif |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR