BolaStylo.com - Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts mengaku marah sekaligus kecewa dengan pembatasan kuota penonton di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) akan digunakan sebagai markas Persib Bandung untuk ajang kompetisi Liga 1 2020 mendatang.
Pemerintah Kota Bandung, selaku pengelola GBLA menyarankan Persib Bandung menggelar pertandingan hanya dengan jumlah penonton sebanyak 10 ribu.
Padahal kapasitas stadion bernilai Rp550 Miliar itu bisa mencapat 40 ribu penonton.
Sontak hal tersebut memicu amarah sang pelatih, Robert Rene Alberts yang mengkritisi kebijakan Pemkot Bandung.
Baca Juga: Beberkan Progres Kontrak Geoffrey Castillion, Pelatih Persib Bandung Bandingkan dengan Zulham Zamrun
Robert Alberts bersikeras bakal menyanggah usulan tersebut.
Menurut Alberts, pembatasan penonton dapat menjadi penghambat Persib Bandung meraih prestasi di kompetisi Liga 1 nantinya.
Bahkan, ia berani mengatakan usulan Pemkot Bandung adalah hal yang tidak logis.
"Tentu tidak mungkin, tentu saya ingin stadion yang penuh," ungkap pelatih asal Belanda itu, dilansir BolaStylo.com dari Tribun Jabar.
Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Persilahkan Para Pemain Ini Pergi, Ada Apa?
"Bagaimana mungkin membatasi stadion berkapasitas 40 ribu penonton hanya dengan 10 ribu penonton saja, menurut saya itu tidak logis sama sekali," imbuhnya.
Robert Alberts memang tidak mengetahui alasan yang membuat Pemkot Bandung membatasi jumlah penonton di Stadion GBLA.
Namun jika itu didasari alasan politik, pelatih berusia 65 tahun itu mengaku tidak ingin terlibat.
Robert Alberts hanya menegaskan jika hal tersebut benar-benar terjadi, pasti akan mempengaruhi performa Pangeran Biru nantinya.
Pasalnya, ia takut pembatasan penonton dapat Persib kurang mendapatkan dukungan penuh dari Bobotoh, lantaran mereka saling berebut tiket yang sedikit.
Baca Juga: Geoffrey Castilon Curhat Kesulitannya Ketika Datang ke Indonesia : Pertama.....
Source | : | bolastylo.bolasport.com,jabar.tribunnews.com |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR