Kejadian tersebut terjadi saat Persebaya telah unggul 4-1 atas Arema.
Kala itu, Aji menilai para pemainnya sudah merasa di atas angin dan mulai meremehkan lawannya.
"Yang jelas ketika kami leading 4-1 saya kira anak-anak sudah mulai sedikit turun konsentrasi, sedikit meremehkan lawan," terang Aji Santoso usai laga sebagaimana dilansir dari Tribun Jatim.
Akibat hal itu Aji mengaku sampai teriak-teriak di pinggir lapangan demi mengingatkan anak didiknya akan sinyal bahaya.
"Itu yang kemudian buat saya teriak-teriak dari samping, berbahaya," tambah pelatih asal Kepanjen, Kabupate Malang tersebut.
Kelengahan Persebaya itu pun membuat gol kedua Arema tercetak lewat Elias Alderat pada menit ke-73.
Tak hanya kebobolan kedua kalinya, berbagai peluang berbahaya sempat timbul akibat kelengahan tersebut.
Aji pun menegaskan jika hal ini tak boleh lagi terjadi di kompetisi-kompetisi lainnya.
"Ini yang saya tekankan pada seluruh pemain untuk kompetisi tidak boleh terjadi lagi. Ketika pertandingan masih berjalan sebelum peluit berbunyi harus tetap fight," pungkas Aji Santoso.
Source | : | Tribun Jatim |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR