BolaStylo.com - Salah satu ganda putra saingan Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya harus menerima kabar buruk menjelang Olimpiade Tokyo 2020.
Ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty menunjukkan kebangkitan sektor ganda putra negeri Bollywood di musim 2019 silam.
Reddy/Shetty diketahui berhasil meraih dereta gelar yang sebelumnya tak berhasil didapatkan pendahulunya.
Duo asal India itu berhasil meraih gelar juara Thailand Open 2019 yang merupakan turnamen lvel super 500 dan membuat sejarah baru.
Selain itu, Reddy/Shetty juga berhasil meraih posisi runner up BWF World Tour super 750 di French Open 2019.
Melihat progres bagus anak asuhnya, pelatih mereka kala itu, Flandy Limpele pun optimis bisa membuat anak didiknya merusak dominasi Marcus/Kevin di beberapa waktu ke depan.
Baca Juga: Pemain Berdarah Indonesia Ikut Andil Dalam Kekalahan Skuat Manchester City Muda
Sayang, ketika baru saja merasakan prestasi yang semakin baik, Reddy/Shetty justru kini kehilangan pelatihnya menjelang Olimpiade Tokyo 2020.
Flandy Limpele dipastikan telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih ganda putra India.
Keputusan itu tentu mengejutkan, mengingat kontrak pelatih asal Indonesia itu sejatinya belum berakhir.
Apalagi, Flandy baru saja direkrut pada Maret 2019 lalu dan terhitung baru setahun menangani ganda putra India.
Media India sendiri menyebutkan alasan kemunduran Flandy terkait dengan keluarga.
Sementara, hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan apapun dari Flandy terkait hal tersebut.
Kemunduran Flandy ini seolah kembali mengingatkan pada kemunduran pelatih Korea Selatan, Kim Ji Hyun secara tiba-tiba.
Kim yang berhasil mengantarkan PV Sindhu menjadi juara dunia kala itu juga mundur secara tiba-tiba.
Awalnya, Kim dikabarkan mundur karena kondisi kesehatan sang suami.
Tapi, kemudian terungkap jika Kim ternyata tak cocok dengan etika anak didiknya yang seolah tak menghargai dirinya.
Source | : | times of india,SportFEAT.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR