BolaStylo.com - Tim bulu tangkis Indonesia masih merajai perolehan gelar Piala Thomas dengan selisih tipis atas wakil China.
Sudah jadi rahasia umum jika China berhasil menciptkan deretan pebulu tangkis ternama dan memiliki kemampuan menakutkan.
China kera kali mendominasi berbagai perolehan gelar dalam beberapa kompetisi.
Namun, hal itu tak berlaku untuk kompetisi Piala Thomas.
Pasalnya, dalam kompetisi bulu tangkis beregu putra yang diselenggarakan dua tahun sekali itu, Indonesia adalah tim dengan perolehan gelar terbanyak.
Sejak diselenggarakan pada tahun 1949, hanya ada 5 negara yang pernah menjuarai Thomas Cup hingga saat ini.
Dan dari 5 negara itu, Indonesia memimpin perolehan gelar juara hingga saat ini.
Baca Juga: Tunggal Putra Malaysia Ungkap Bagaimana Takuma Ueda Membuatnya Menangis 6 Tahun Silam
Indonesia mengoleksi 13 gelar juara, Indonesia pertama kali menjuarai Piala Thomas pada tahun 1958 dan terakhir kali pada tahun 2002.
Setelah itu, Indonesia puasa gelar hingga hampir 8 edisi turnamen
Sementara itu diposisi kedua ada tim China dengan total 10 gelar.
China pertama kali merebut gelar juara pada tahun 1982 di London, Inggris, dan berstatus juara pada tahun 2018.
Sementara itu di posisi ketiga ada Malaysia dengan 5 kali gelar juara, negara tetangga Indonesia ini menjadi pemenang pertama di gelaran Piala Thomas, namun sayang mereka terakhir kali mencicipi rasanya gelar juara pada tahun 1992.
Di posisi berikutnya, Jepang dan Denmark masing-masing berbagai tempat yang sama dengan satu gelar juara.
Jepang berhasil meraih gelar Piala Thomas pertamanya usai menaklukan Malaysia di 2014.
Sementara Denmark meraih kemenangan perdananya sata menumbangkan Indonesia di babak final Piala Thomas tahun 2016.
Di tahun 2020, Piala Thomas kini tengah dalam ketidak pastian akibat adanya wabah global virus corona.
Piala Thomas sejatinya dijadwalkan berlangsung pada Mei namun Federasi Bulu Tangkis Dunia memundurkan jadwalnya hingga Agustus.
Namun, jika situasi tak kunjung kondusif, kemungkinan penundaan menghantui kompetisi tersebut.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR