"Kami tahu beberapa negara telah memulai kembali pelatihan mereka dalam skala yang lebih kecil dan tentu saja kami ingin melakuakn hal yang sama, jika memungkinkan," tutur Kenny sebagaimana dilansir dari The Star.
Meski berharap dibolehkan berlatih, Kenny sadar betul jika kegiatan pelatihan itu harus dilakukan sesuau prosedur agar tetap aman dari virus Covid-19 yang kini telah melanda negeri.
"Tetapi itu harus dilakukan dengan tertib, karena kesehatan dan kesejahteraan para pemain adalah prioritas utama kami. Hal terakhir yang kami inginkan adalah memiliki kasus Covid-19 yang baru, muncul dari pusat pelatihan kami," jelasnya.
Kenny mengaku BAM telah membahas masalah ini dengan Dewan Olahraga Nasional dan mengusulkan agar pelatihan dilakukan dalam standar operasi yang diberikan, seperti membatasi pemain dan tetap menjaga jarak sosial.
"Kami telah membahas masalah ini dengan Dewan Olahraga Nasional (NSC) dan mengusulkan agar pelatihan dilakukan tetapi dalam prosedur operasi standar yang diberikan."
"Di antaranya adalah membatasi jumlah pemain dan pelatih di aula, berlatih dengan menjaga jarak sosial dan semua pemain yang kembali diuji dan disertifikasi sehat sebelum diizinkan untuk kembali ke pelatihan," tambahnya.
Kenny Percaya jika NSC kini sedang mengerjakan sesuatu terkait proposal mereka tersebut.
Jika berhasil mendapatkan lampu hijau, kemungkinan BAM akan memprioritaskan para atlet yang diproyeksi untuk Olimpiade Tokyo 2021 mendatang karena jumlahnya mudah untuk dikelola.
Source | : | the star |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR