BolaStylo.com - Film Goal: Living The Dream merupakan film keluarga yang dapat dijadikan pembelajaran anak karena mengisahkan perjuangan tembus skuat Real Madrid.
Goal: Living The Dream merupakan film kedua dari rangkaian trylogy (3) cerita Goal series.
Dalam film Goal: Living The Dream menjadi cerita puncak dari kisah fiksi inspiratif seorang anak dari Meksiko yang mampu menembus skuat megabintang Real Madrid.
Trilogy Goal Series cocok menjadi salah satu film anak yang dapat ditonton bersama keluarga di rumah di tengah pandemi covid-19 saat ini.
Baca Juga: Pele: Birth of a Legend, Film Anak yang Menyingkap Kelahiran Bintang Terbesar
Mengingat di dalamnya terdapat kisah inspiratif dari tokoh utama dalam mengejar impian menjadi seorang bintang dunia sepak bola, terutama dalam seri keduanya yaitu Goal: Living The Dream.
Kisah dimulai dari Goal: The Dream Begins (2005), seorang pemuda keturunan Meksiko, Santiago Munez memiliki mimpi menjadi seorang pemain sepak bola.
Santiago Munez, yang diseting memiliki latar belakang miskin, harus membantu keluarganya memenuhi kebutuhan uang dengan bekerja sebagai pelayan restoran.
Baca Juga: King! Film Anak Berbalut Legenda Bulutangkis Indonesia, Ada Kevin Sanjaya dan Jojo
Dengan keadaan serba kekurangan, Santi menyisihkan sebagian uangnya dengan sembunyi-sembunyi dengan harapan dapat membantunya dalam membeli perlengkapan sepak bola.
Singkat cerita, dengan kerja kerasnya akhirnya Santi dapat berlatih di sebuah tim lokal hingga dilirik seorang pemandu bakat hingga akhirnya dapat bermain dengan salah satu klub Liga Inggris, Newcastle United.
Karier awal Santi bersama Newcastle pun tidak berjalan mulus begitu saja, ia harus tetap berjuang untuk membuktikan dirinya layak berada di timnya saat ini.
Hingga titik cerah kariernya bermula ketika Newcastle bertanding dengan klub raksasa Liga Inggris, Liverpol.
Baca Juga: Cocok Sebagai Film Anak, Shaolin Sooccer Tak Hanya Dramatis Tapi Juga Lucu dan Inspiratif
Santi membantu Newcastle dalam menumbangkan Liverpool (3-2) dengan memberikan sumbangan 1 assist dan 1 gol penentu kemenangan.
Sejak menang melawan Liverpool, karier Santi perlahan-lahan selalu naik dan menjadi bukti nyata kisah inspiratif perjuangan pemuda dalam mewujudkan impiannya.
Hingga puncaknya ialah pada film seri keduanya, Goal: Living The Dream (2007), dimana Santiago Munez direkrut bergabung dengan Real Madrid.
Dalam film ini, kisah perjuangan Santi lebih berat, karena akhirnya ia berhasil bergabung dengan salah satu klub raksasa Eropa.
Baca Juga: Supoter Cantik Timnas Rusia Ini Pernah Dianggap Bintang Film Porno
Di sini Santi menjadi rekan satu tim sekaligus harus berebut tempat dengan para bintang sepak bola dunia untuk menembus skuat utama Real Madrid.
Dalam film ini, muncul nama besar seperti Ronaldo, Robinho, Zinedine Zidane, Raul, Sergio Ramos, David Beckham, Roberto Carlos, Ivan Helguera, dan Iker Casillas sebagai tim bertabur bintang Real Madrid.
Kisah dramatis kehidupan pribadi Santiago Munez juga menjadi kendala dalam perjalanannya meraih mimpinya sebagai bintang di dunia sepak bola.
Seperti dilema yang dihadapinya karena meninggalkan sang kekasih yang berada di Inggris setelah ia memilih berkarier di Spanyol.
Baca Juga: VIDEO - Detik-detik Pukulan Bruce Lee Buat Seorang Pria Terlempar Sejauh 5 Meter
Hingga hingga Santi tenggelam dalam pergaulan kelas atas yang membuatnya terlena dan perlahan berubah seakan melupakan mimpi masa kecilnya.
Perjuangan kompleks Santi bangun dari keterpurukan ketika berada di puncak kariernya dapat menjadi kisah yang inspiratif sebagai film anak yang ditonton bersama keluarga.
Goal: Living The Dream dinilai menjadi puncak dari perjuangan karier Santiago Munez tak terlepas dari banyaknya kritikan yang didapat dari film ketiganya.
Ya, film ketiga yang berjudul Goal: Taking On The World (2009) mendapat banyak kritikan karena tidak memfokuskan cerita pada kehidupan Santi sebagai tokoh utama.
Baca Juga: Sedikit 'Kebusukan' Diego Maradona di Final Piala Dunia 1990
Melainkan lebih mengisahkan dua sahabat Santi di Real Madrid yang membela timnas Inggris, Charlie Braithwaite dan Liam Adam di ajang Piala Dunia.
Selain itu, kritikan lain dari film ini ialah karena semua pemain sepakbola yang dihadirkan hanyalah berasal dari rekaman pertandingan Piala Dunia 2006.
Dimana para aktor dan pesepakbola menjadi tak terlihat secara alami bermain bersama seperti dua film sebelumnya.
Baca Juga: Dikarantina Pasca All England 2020, Hendra Setiawan: Makan, Tidur, Nonton Film, Main Game, Repeat!
Source | : | Film,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR