BolaStylo.com - Petinju legendaris dunia, Mike Tyson melakukan perjalanan pertamannya ke tanah suci Mekah pada 4 Juli 2010 lalu.
Mike Tyson kala itu melakukan kunjungan ke Mekah pertama kali sejak masuk islam di tahun 1995 selepas keluar dari penjara di Indiana.
Berada di Mekah, Mike Tyson melakukan sejumlah kegiatan termasuk beribadah di Masjid Al-Nabawi.
Selama berada di tanah suci, Tyson tinggal di hotel yang letaknya di dekat Masjid Al-Nabawi dengan pengawalan ketat.
Tyson mengaku selama perjalanan di Arab Saudi dia mendapatkan pengalaman spiritual yang luar biasa.
Si Leher Beton itu juga mengatakan jika dirinya senang karena memiliki fans di negara tersebut.
Namun Tyson berharap bisa ditinggalkan seorang diri lantaran ingin fokus menikmati momen spiritual.
Baca Juga: Mengucap Assalamualaikum, Muhammad Ali Bebaskan Warga AS yang Ditahan Irak
"Saya senang punya fans yang mencintai saya di sini (Arab Saudi). Tapi, saya berharap mereka meninggalkan saya sendiri untuk menikmati momen spiritual di Tanah Suci," kata Tyson.
Tyson mengungkapkan, jika dia tak kuasa untuk menahan tangis saat menyadari telah berada di Mekah.
"Saya tidak kuasa menitikkan air mata ketika saya mengetahui bahwa saya berada di salah satu taman surga," ujar Tyson.
Mantan petinju itu selain ke Masjid Al-Nabawi, juga mengunjungi Masjidil Haram.
Tyson mulai mengenak Islam ketika berada di balik jeruji besi di Indiana.
Dia harus mendekam di penjara lantaran kasus pemerkosaan terhadap Desiree Washington.
Baca Juga: Ancaman Mengerikan Mike Tyson ke Aktor yang Goda Putrinya Mikey Lorna
Berada di penjara, Tyson bertemu sosok Mohammad Siddeeq dan mulai tertarik dengan Islam.
Mohammad Siddeeq adalah uztad yang memimpin acara keagamaan Islam di Plainfield Correctional Facility tempat Tyson dipenjara.
Memeluk agama Islam, Tyson mengganti namanya menjadi Malik Abdul Aziz.
"Saya sangat bersyukur bisa menjadi seorang muslim. Allah tak butuh saya, namun saya butuh Allah," ujar Tyson.
View this post on Instagram
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Rara Ayu Sekar Langit |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR