BolaStylo.com - Selain honor dan bonus untuk panitia Asian Games 2018 yang belum cair, perlengkapan yang dipakai di ajang itu tertahan di Bea Cukai.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali menyebutkan bahwa masih terdapat barang dan perlengkapan Asian Games 2018 yang tertahan di Bea Cukai.
Zainudin Amali pun mengaku khawatir dengan kondisi barang yang bisa saja rusak jika terlalu lama berada di Bea Cukai.
Tak hanya rusak, ia juga mengkhawatirkan nantinya barang-barang tersebut tak lagu bisa digunakan cabang olahraga yang membutuhkan.
Meski demikian, pihak Bea Cukai tidak serta merta bisa mengeluarkan barang yang merupakan perlengkapan latihan para atlet.
Baca Juga: Hormati Ramadan Begini Reaksi Manajer Khaib Soal Ejekan McGregor
Walaupun diminta langsung oleh Menpora, Bea Cuka memastikan bahwa tidak dapat dikeluarkan karena pihak vendor belum memenuhi kewajiban.
Pihak Kemenpora melalui Zainudin Amali bahkan sudah mengirim surat kepada Menteri PMK agar barang perlengkapan bisa dikeluarkan.
Agar dimanfaatkan untuk kepetingan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua, selain itu bisa untuk menghemat anggaran ketimbang membeli baru.
"Kita lihat kondisi barangnya seperti apa, kenapa itu ditahan, jadi memang sejak awal barang-barang itu tidak diperbolehkan untuk keluar," ucap Menpora.
Baca Juga: Dua Tahun Berlalu, Honor dan Bonus Panitia Asian Games 2018 Total Rp12 Miliar Belum Cair
"Tapi permintaan panitia Asian Games saat itu diizinkan digunakan tapi setelah digunakan barang-barang itu dikembalikan lagi di gudang Bea Cukai.
"Jadi nasibnya seperti itu, kami berusaha supara bisa dikeluarkan," imbuhnya.
Sementara itu terkait dengan pembayaran honor dan bonus panitia Asian Games 2018 yang belum dipenuhi totalnya mencapai Rp12 miliar.
Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Baca Juga: Definisi Pria Baik Mike Tyson, Menari dan Bermain di Drama Musikal
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR